Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Anak-Anak
Mata kuliah
Perkembangan individu
Dosen Pengampu: Sunawan,S.Pd.,M.Si
Disusun
Oleh :
Aji Kusuma Wardhani 301411032
Nusriana Bayu Pinasih 1301411052
Nurlaeli Indah Safitri 1301411086
Cempaka Putri Melati 1301411098
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2011
Masa Perkembangan Kanak-kanak
Awal: Fisik dan Kognitif
Perkembangan
Fisik
Perkembangan
fisik dipengaruhi oleh lemak tubuh,faktor keturunan, keadaan ibunya saat
mengandung anak tersebut, faktor bawaan (masalah-masalah genetis atau
pranatal), kekurangan gizi,infeksi kronis dan juga efek dari suatu lingkungan
yang kurang sentuhan emosional.
Perkembangan otak
Salah satu perkembangan fisik yang
paling penting selama masa awal anak-anak ialah perkembangan otak dan system
saraf yang berkelanjutan. Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat daripada bagian
tubuh lain manapun. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh
pertumbuhan jumlah dan ukuran urat syaraf yang berujung di dalam dan di antara
daerah-daerah otak. Beberapa pertambahan ukuran oak juga disebabkan oleh
pertambahan myelination, suatu proses di mana sel-sel urat syaraf ditututp dan
disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini memiliki dampak
meningkatkan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat syaraf.
Beberapa penganut developmentalisme percaya bahwa myelination penting di dalam
pematangan sejumlah kemampuan anak-anak. Bertambah matangnya otak,
dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk mengalami suatu dunia yang makin
luas, menyumbang besar bagi lahirnya kemampuan-kemampuan kognitif anak.
Perkembangan motorik
·
Keterampilan motorik
kasar
Pada usia 3 tahun, anak-anak, masih suka
akan gerakan sederhana ,hanya demi kegiatan itu sendiri.Pada usia tahun, anak
anak masi suka jenis gerakan yang sama, tetapi mereka lebih berani mengambil
resiko. Pada usia 5 tahun, anak anak bahkan leih berani mengambil resiko
dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. kesimpulannya. mereka sangat:
sangat aktif. Karna tingkat aktifitas dan perkembangan otot besar mereka,
khususnya di lengan dan kaki, anak-anak pra sekolah perlu olah raga sehari hari
·
Keterampilan motorik
halus
Pada usia 3 tahun, kemampuan anak-anak
masi timbul dari kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda benda.
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat
dan menjadi kebih cepat. Pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus anak-anak
semakin meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak bersama dibawah komando
yang lebih baik dari mata.
·
Kekidalan
Selama berabad-abad orang-orang kidal
menderita diskriminasi yang tidak adil di dunia yang dirancang bagi orang yang
menggunakan tangan kanan. Beberapa anak masih dicemooh karena menggunakan
tangan kirinya, walaupun banyak orang kidal telah meraih sukses. Kapankah
pilihan tangan berkembang? Orang-orang dewasa biasanya memperhatikan pilihan
tangan seorang anak selama awal masa anak-anak, tetapi para peniliti menemukan
kecenderungan kekidalan muncul pada masa-masa bayi. Banyak anak-anak
prasekolah, walaupun menggunakan kedua tangannya dengan pilihan tangan yang
jelas, tidak benar-benar dapat membedakannya hingga pada perkembangan kemudian.
Gizi
·
Kebutuhan energi
Kebiasaan memberi makan dan makan ialah
aspek-aspek perkembangan yang penting selama masa awal anak-anak. Seorang anak
prasekolah rata-rata membutuhkan 1.700 kalori per hari. Kebutuhan energi bagi
anak-anak secara individual ditentukan oleh basal metabolism rate (BMR), yaitu jumlah energi minimum yang
digunakan oleh seseorang dalam keadaan istirahat. Perbedaan-perbedaan dalam
aktivitas fisik, metabolisme basal, dan efisiensi penggunaan energi anak
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi individual anak.
·
Perilaku makan
Perilaku makanan yang buruk dan tidak
teratur dpat menjadi masalah yang serius pada masa awal anak-anak. Kehidupan
anak harus terpusat pada aktivitas,bukan pada makanan (Javernik, 1998)
Perkembangan
kognitif: Piaget
Perkembangan
Kognitif pada Masa Awal Anak-anak
Dunia kognitif anak prasekolahialah
kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Cakupan bahasa kita tentang perkembangan
kognitif pada masa awal anak-anak berfokus pada pemikiran praoperasional
Piaget, pemrosesan informasi, perkembangan bahasa, teori perkembangan Vygotsky,
dan pendidikan masa awal anak-anak.
Tahap
Pemikiran Praoperasional Piaget
Selama tahap perkembangan sensorimotorik
Piaget, bayi mengembangan kemampuan untuk mengorganisasaikan dan
mengkoordinasikan sensasi dan persepsi dengan gerakan-gerakan dan
tindakan-tindakan fisik. Karena tahap pemikiran ini disebut praoperasional
tampaknya tidak akan banyak peristiwa penting terjadi hingga pemikiran
operasional penuh muncul. Tahap praoperasional terentang dari kira-kira usia 2
hingga 7 tahun. Pada tahap inilah konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental
muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap
hal yang magis terbentuk. Pemikiran praoperasional tidak lain dari masa tunggu
yang longgar bagi pemikiran operasional konkret, walaupun label praoperasional
menekankan bahwa anak pada tahap ini belum berpikir secara operasional. Operasi
(operations) ialah perangkat tindakan terinternalisasi yang memungkinkan anak
malakukan secara mental apa yang telah dilakukan secara fisik dan sebelumnya.
Pemikiran praoperasional ialah awal kemampuan untuk merekonstruksi pada tingkat
pemikiran apa yang telah dilakukan dalam perilaku. Pemikiran praoperasional
dapat dibagi ke dalam dua subtahap : subtahap fungsi simbolis dan subtahap
pemikiran intuitif.
Subtahap fungsi simbolis
Subtahap fungsi simbolis (simbolic
function substage) ialah subtahap pertama pemikiran praoperasional yang terjadi
kira-kira antara usia 2 hingga 4 tahun. Pada subtahap ini, anak-anak
mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak
ada.
Egosentrisme (Egocentrism) adalah suatu
ciri pemikiran praoperasional yang menonjol. Egosentrisme ialah suatu
ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif dengan perspektif orang lain.
Contoh percakapan telefon anak yang berusia 4 tahun, dirumah, dengan ayahnya,
dikantor, menunjukkan tipe pemikiran egosentris anaknya. Respon anaknya
bersifat egosentris dalam arti ia tidak dapat melihat perspektif ayahnya
sebelum menjawab. Pemikir yang bukan egosentris seharusnya akan menjawab secara
verbal.
Animisme (animism) bentuk lain pemikiran
praoperasional, ialah keyakinan bahwa objek yang tidak bergerak memiliki
kualitas “semacam kehidupan” dan dapat bertindak. Anak kecil yang menggunakan
animisme sulit membedakan kejadian-kejadian yang tepat bagi penggunaan
perspektif manusia dan bukan manusia. Namun, sebagian ahli perkembangan percaya
bahwa animisme merupakan pengetahuan dan pemahaman yang tidak lengkap, bukan
suatu konsepsi umum tentang dunia (Dolgin & Behrend, 1984).
Pemrosesan
informasi
Dua keterbatasan dalm pemikiran
anak-anak pra sekolah ialah dalam hal dan ingatan, yakni dua bidang yang
penting yang terlibat dalam anak kecil memroses informasi. Kemajuan pada kedua
bidang itu dicapai selama masa awal anak-anak.
·
Memori (Ingatan)
Ingatan ialah suatu proses sentral dalam
perkembangan kognitif anak; ingatan meliputi penyimpanan informasi terus
menerus. Diantara pertanyaan yang menarik perhatian tentang ingatan pada
tahun-tahun prasekolah ialah yang mencakup ingatan jangka pendek.
Dalam ingatan jangka pendek (short-term
memory), individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi
tidak ada latihan atau pengulangan. Salah satu metode pengukuran ingatan jangka
pendek ialah tugas rentang ingatan. Penelitian yang menggunakan tugas rentang
ingatan menunjukan bahwa ingatan jangka pendek meningkat selama masa awal
anak-anak.Kecepatan dan efisiensi pemrosesan informasi adalah penting juga,
khususnya kecepatan dimana item-item ingatan bisa diidentifikasi. Penjelasan
tentang kecepatan-pemrosesan menegaskan suatu hal penting dalam pespektif
pemrosesan informasi. Maksudnya adalah kecepatan seorang anak dalam memproses
informasi merupakan suatu aspek penting dari kemampuan kognitif anak.
·
Analisis tugas
Tekanan penting lainnya di dalam
perspektif pemrosesan informasi ialah mengidentifikasi komponen-komponen tugas yang
akan dilaksanakan oleh anak. Dengan menyederhananakan masalah dan membuat
dimensi-dimensinya lebih mudah dipahami oleh anak-anak kecil, para peneliti
mendemonstrasikan bahwa anak-anak prasekolah dapat bernalar tentang silogisme.
·
Teori pikiran anak
Anak-anak kecil
sangat ingin tahu tentang pikiran manusia. Pada usia 3 tahun, mereka
mengalihkan beberapa pikirannya ke dalam dan memahami bahwa meraka dan orang
lain memiliki keaadan mental internal (Flavell, Miller, & Miller, 1993).
Mulai sekitar umur 3 tahun, anak-anak juga menunjukan suatu pemahaman bahwa
keinginan-keinginan internal seseorang dapat berkaitan dengan tindakan-tindakan
seseorang (Wellman, 1990; Wellman & Gelman, 1992). Anak-anak berusia muda
juga tahu bahwa mereka tidak dapat secara fisik menyentuh pemikiran-pemikiran,
yakin bahwa seseorang harus melihat dulu suatu benda baru dapat mengenalnya,
dan memahami bahwa gambaran mental mereka akan suatu obyek merupakan sesuatu
yang ada di dunia (Wellman, 1990)
Perkembangan
Bahasa
Pemahaman
anak-anak berusia muda kadang-kadang melampaui kemampuan bicara mereka. Banyak
keganjilan bahasa anak kecil terdengar seperti kesalahan di telinga orang
dewasa. Namun, dari sudut pandang anak kecil, mereka tidak salah. Mereka
menggunakan cara anak kecil dalam merasakan dan memahami dunia mereka pada masa
perkembangannya.
Ø Elaborasi
Tahap-tahap Brown
Brown (1973,
1986 yakin bahwa panjang rata-rata
pengucapan (mean length of utterance, MLU) merupakan indeks yang baik untuk
melihat kematangan bahasa seorang anak. Ia mengidentifikasikan lima tahap
perkembangan bahasa seorang anak berdasarkan MLU. Spek-aspek lain dari tahap
itu meliputi rentang usia, karakteristik, dan kalimat khas.
a)
Pada tahap 1,
berlangsung sejak usia 12 hingga 26 bulan, MLU-nya ialah 1,00 hingga 2,00.
b)
Pada tahap 2,
berlangsung sejak usi 27 hingga 30 bulan, MLU-nya ialah 2,00 hingga 2,50.
c)
Pada tahap 3,
berlangsung sejak usia 31 hingga 34 bulan, MLU-nya ialah 2,50 hingga 3,00.
d)
Pada tahap 4,
berlangsung sejak usia 35 hingga0 bulan, MLU-nya ialah 3,00 hingga 3,75
e)
Pada tahap 5,
berlangsung sejak usia 41 hinga46 bulan, MLU-nya ialah 3,75 hingga 4,50.
Ø Sistem
Aturan
Bahasa terdiri
dari sistem aturan seperti morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Ketika anak brgerak melampaui pengucapan dua kata, ada bukti yang kuat bahwa
mereka mengetahuui aturan-aturan morfologi. Beberapa bukti terbaik perubahan
dalam penggunaan aturan-aturan morfologis pada anak-anak terjadi dlam
generalisasi aturan yang a an. Pada anak-anak prasekolah dan anak-anak kelas
satu, mereka mendemonstrasikan pengetahuan pengetahuan mereka tentang
pengetahuan-pengetahuan mereka tentang aturan-aturan morfologis tidak hanya
dengan bentuk-bentuk kata benda jamak, tetapi dengan bentuk kata benda
possesif, kata ganti orang ketiga tungal, dan bentuk kata kerja past tense.
Bukti
yang sama bahwa anak-anak belajar dan secara aktif menerapkan aturan bisa
ditemukan pada level sintaks (Howe, 1992). Setelah melampaui pengucapan dua
kata, anak-anak mengucapkan urutan-urutan kata yang menunjukkan suatu
pertumbuhan penguasaan aturan-aturan kompleks bagaimana kata-kata harus diurutkan.ketika
anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka menjadi terampil
menggunakan aturan-aturan sintaksis untuk membangun kalimat-kalimat yang lebih
panjang dan kompleks (Singer, 1991). Pengucapan perbendaharaan kata seorang
anak berusia 6 tahun terentang dari 8.000 hingga 14.000 kata (Carey, 1977).
Walaupun
terdapat banyak perbedaan antara bahasa seorang anak berusia 2 tahun dan bhasa
seorang anak berusia 6 tahun, tidak ada yang lebih penting daripada perbedaan
yang menyangkut pragmatik – aturan-aturan berbicara (becker, 1991; Forrestter,
1992; Garton, 1992; Shugar & Kmita, 1991). Seorang anak berusia 6 tahun
hanya lebih pintar bicara daripada anak berusia 2 tahun. Perbaikan pragmatik
apa saja yang dilakukan pada tahun-tahun prasekolah? Pada usia 3 tahun,
anak-anak meningkatkan kemampuan berbicaranya tentang sesuatu yang tidak hadir
secara fisik, yaitu mereka meningkatkan penguasaan karakteristik bahasa yang
dikenal sebagai displacement.
Teory
Perkembangan Vygotsky
Perkembangan
kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang
hampa. Sebelum beralih pada gagasan-gagasan Vygotsky tentang bahasa dan
pemikiran, serta kebudayaan dan masyarakat, terlebih dahulu menguji konsep yang
penting tentang Zona Perkembangan Proximal
(zone of proximal development).
Zona Perkembangan Proximal
Zona Perkembangan Proximal (zone of Proximal
Development, ZPD) ialah istilah Vygotsky
untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak,
tetapi yang dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa
atau anak-anak yang lebih terampil. Oleh karena itu,
batas ZPD yang lebih rendah ialah level pemecahan masalah yang dicapai oleh
seorang anak yang bekerja secara mandiri. Batas yang lebih tinggi ialah level tanggung
jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur
yang mampu.
ZPD
dikonseptualisasikan sebagai suatu ukuran potensi pembelajaran. IQ juga
merupakan suatu ukuran potensi pembelajaran. Akan tetapi, IQ menekankan bahwa
inteligensi adalah milik anak, sedangkan ZPD menekankan bahwa pembelajaran
adalah suatu peristiwa sosial yang bersifat interpersonal dan dinamis yang
tergantung pada paling sedikit dua pikiran, dimana yang satu lebih berilmu atau
lebih terlatih dari yang lain.
Pengajaran
praktis yang terlibat di dalam ZPD mulai ke arah batas zona yang lebih tinggi,
dimana anak hanya bisa mencapai tujuan melalui kerjasama yang erat dengan
instrukturnya. Dengan pembelajaran dan praktek berkelanjutan yang memadai, anak
mengorganisasikan dan menguasai urutan-urutan perilaku yang diperlukan untuk
menguasai keterampilan yang ditargetkan. Ketika pembelajaran berlanjut,
penguasaan keterampilan tersebut ditransfer dari instruktur ke anak seiring
instruktur itu secara bertahap mengurangi penjelasan, petunjuk,
pendemonstrasian sampai anak secara memadai dapat mencapainya sendiri. Sekali
sasaran telah tercapai, tujuan tersebut dapat menjadi landasan bagi
perkembangan ZPD yang baru.
Bahasa dan
Pemikiran
Dalam pandangan
Vygotsky, struktur mental atau kognitif anak terbentuk dari hubungan di antara
fungsi-fungsi mental. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pemikiran pada
mulanya berkembang sendiri-sendiri, tetapi pada akhirnya bersatu.
Ada dua prinsip
yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa. Pertama, semua fungsi mental
memiliki asal-usul eksternal atau sosial. Kedua, anak-anak harus berkomunikasi
secara eksternal dan menggunakan bahasa selama periode waktu yang lama sebelum
transisi dari kemampuan berbicara secara eksternal ke internal berlangsung.
Vygotsky yakin bahwa anak-anak yang terlibat dalam sejumlah besar pembicaraan
pribadi lebih berkompeten secara sosial daripada anak-anak yang tidak
menggunakannya secara ekstensif. Karena pembicaraan pribadi merupakan suatu
transisi awal untuk lebih dapat berkomunikasi secara sosial.
Kebudayaan dan
masyarakat
Teori Vygotsky
menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak
terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky menekankan
bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan
penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan bahasa, sistem matematika, dan
alat-alat ingatan. Ia juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu berkembang
dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di dalam bidang-bidang
tersebut.
Vygotsky
menekankan baik level konteks sosial yang bersifat institusional maupun level
konteks sosial yang bersifat interpersonal. Pada level institusional, sejarah
kebudayaan menyediakan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas
kognitif melalui institusi seperti sekolah, dan penemuan seperti komputer.
Interaksi institusional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan
sosial yang luas untuk membimbing hidupnya. Sedangkan level interpersonal
memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada keberfungsian mental anak.
Keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Melalui
pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam
suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi
matang.