Cari Disini

Jumat, 09 Agustus 2013

KoPend (Komik Pendek)

Episode - Minal Aidzin


beberapa pemain indonesia yang dinaturlisasi negara lain

1. Albertus Susanto Njoto
Albertus Susanto Njoto adalah seorang pemain bulu tangkis Hongkong berkebangsaan Indonesia.
Atlet binaan PB Tangkas Jakarta ini sempat masuk pelatnas.Namun karena ketatnya persaingan antar pemain, Albert kemudian mengundurkan diri dari pelatnas dan pindah ke Hongkong. 
Ia kemudian mewakili Hongkong dalam berbagai kejuaraan internasional.



Prestasi :
Sebagai Atlet Indonesia :
- Juara Filipina Terbuka 2006 (ganda putra Yohan Hadikusuma/ Albertus Susanto Njoto)

Sebagai Atlet Hongkong :
- Anggota Tim Piala Thomas Hongkong
- Anggota Tim Piala Sudirman Hongkong



2. Halim Haryanto Ho
Halim Haryanto Ho (lahir di Bandung, Jawa Barat, 23 November 1976; umur 34 tahun) adalah pemain nasional bulu tangkis spesialis ganda Indonesia (1995-2004).


Sejak pindah ke Amerika Serikat, dia memutuskan mewakili Amerika Serikat di ajang internasional. Setelah pensiun sebagai pemain bulu tangkis, Halim memutuskan menjadi pelatih di klub bulu tangkis di Orange County, California, Amerika Serikat. Baru – baru ini dia melatih di Bay Badminton Center in Milpitas, California.


Prestasi:
Sebagai Atlet Indonesia :
- Juara Dunia ganda putra tahun 2001 (bersama Tony Gunawan)
- Juara All England 2001 (bersama Tony Gunawan)
- Anggota tim Piala Thomas Indonesia, saat menjadi juara tahun 2002 di Guangzhou, Cina (turun di ganda putra, bersama Tony Gunawan, menjadi penentu poin kemenangan 3-2 atas tim Malaysia dalam partai final).

Sebagai Atlet Amerika Serikat :
- Juara China Taipei Open tahun 2005 (ganda putra dengan Tony Gunawan)
- Juara Bitburger Open tahun 2005 (ganda putra dengan Tony Gunawan)
- Juara U.S Open tahun 2006 (ganda putra dengan Tony Gunawan)
- Juara U.S Open tahun 2008 (ganda campuran dengan Peng Yu)
 


3. Mia Audina
Mia Audina Tjiptawan (lahir di Jakarta, Indonesia, 22 Agustus 1979; umur 31 tahun) adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia merupakan peraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996 dan Athena 2004. Pada tahun 1999 Mia menikah dengan Tylio Arlo Lobman, seorang penyanyi gospel asal Suriname berkebangsaan Belanda. Ia kemudian menetap dan menjadi warga negara Belanda dan mulai mewakili Belanda dalam berbagai pertandingan.



Prestasi :

Sebagai Atlet Indonesia :
- Medali Perak Olimpiade Atlanta 1996
- Juara Indonesia Terbuka 1998
- Juara Jepang Terbuka 1997
- Juara Singapura Terbuka 1997
- Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Piala Uber Indonesia)

Sebagai Atlet Belanda:

- Medali Perak Olimpiade Athena 2004
- Juara Belanda Terbuka 2005
- Juara Jepang Terbuka 2004
- Juara Kejuaraan Eropa 2004
- Juara Jerman Terbuka 2002
- Anggota Tim Piala Uber
- Anggota Tim Piala Sudirman


4. Tony Gunawan
Tony Gunawan (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 9 April 1975; umur 35 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis terkenal Indonesia, peraih medali emas Olimpiade 2000.

Ia adalah salah seorang pemain ganda putra terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Tony berhasil merebut berbagai gelar juara dengan banyak pasangan. Saat melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat, ia menjadi pelatih sekaligus pemain di Orange County Badminton Club, California. Sejak saat itu, Ia mewakili negara tersebut dan berhasil menjuarai beberapa kejuaraan saat berpasangan dengan Howard Bach dan Bob Malaythong.

Prestasi 


Sebagai Atlet Indonesia :
- Medali Emas Olimpiade 2000 di Sydney (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara All England Championship 1999 (Tony Gunawan/Candra Wijaya) dan 2001 (Tony Gunawan/Halim Haryanto)
- Juara World Championship 2001 (Tony Gunawan/Halim Haryanto) dan 2005 (Tony Gunawan/Howard Bach)
- Juara Asia Championship 2000 (Tony Gunawan/Rexy Mainaky)
- Juara Thomas Cup 1998 dan 2000 (Tim Indonesia)
- Juara World Grand Prix Championship 1999 dan 2000 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Indonesia Open 2000 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Japan Open 2000 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Malaysia Open 1998 (Tony Gunawan/Halim Haryanto) dan 1999 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Ipoh Master 1999 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Brunei Open 1998 (Tony Gunawan/Halim Haryanto)
- Juara Swedish Open 1998 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Copenhagen Master 1997 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Polish Open 1997 (Tony Gunawan/Victo Wibowo)
- Juara France Open 1997 (Tony Gunawan/Victo Wibowo)
- Juara Singapore Open 2001 (Tony Gunawan/Halim Haryanto)
- Juara Hong Kong Open 1998 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)

Sebagai Atlet Amerika Serikat :
- Juara USA Open 2002, 2003 (Tony Gunawan/Bob Malaythong), 2004 (Tony Gunawan/Howard Bach), 2006 (Tony Gunawan/Halim Haryanto)
- Juara German Open 2005 (Tony Gunawan/Halim Haryanto)
- Juara Dutch Open 2004 (Tony Gunawan/Howard Bach)
- Juara OCBC/Yonex International 2005 (berpasangan dengan Howard Bach)
- Juara SCBA Classic 2002 (Tony Gunawan/Bob Malaythong)
- Juara USA/SCBA Championship 2005 (Tony Gunawan/Howard Bach)
- Juara Puerto Rico Open 2002 (Tony Gunawan/Bob Malaythong)
- Juara Korea Open 2006 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Copenhagen Master 2005 (Tony Gunawan/Howard Bach)
- Juara Japan Open 2006 dan 2007 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)
- Juara Indonesia Open 2006 (Tony Gunawan/Candra Wijaya)





CABANG SEPAK BOLA

1. Muhamad Rigan Agachi
Muhamad Rigan Agachi lahir di Jakarta, 4 Agustus 1984 menjadi satu-satunya orang Asia yang dikontrak oleh klub sepak bola PSV Eindhoven saat itu walau hanya menempati Tim B. Anak dari pasangan David Pono dan Sri Elyanti itu bermain sebagai defender di timnya. Rigan yang semakin lihai mengolah bola dan menjaga wilayah pertahanannya itu berjanji akan bermain baik selama di Belanda. Namun, kabar menyebutkan setelah dia menikah dengan warga negara Belanda, dia menetap dan berpindah kewarganegaraan.



2. Syafarrizal Mursalin Agri
Syaffarizal Mursalin Agri lahir di Aceh, 6 Agustus 1992. Saat ini dia bermain di Liga Qatar di klub Al-Khor SC. Anak kedua dari seorang ayah bernama Agri Sumara dan ibu bernama Cut Mulidawati menjadi pemain terbaik di Qatar dan digadang – gadang bakal jadi pemain hebat masa mendatang. Saat itu dia langsung membawa Al Khor ke peringkat keempat dari 20 tim yang mengikuti kompetisi. (Untuk diketahui, sebelumnya Al Khor tidak pernah bisa lolos ke babak 8 besar Liga U-12). Karena dinilai sangat berbakat, Farri termasuk seorang pemain asing Qatar yang masuk kandidat pemusatan latihan Aspire. Ini merupakan program jangka panjang Qatar untuk membina pemain berbakat yang punya prospek bisa dinaturalisasi menjadi pemain nasional Qatar.




10 Pesepak Bola Terbaik di Indonesia


Sulit untuk mementukan pemain terbaik di Indonesia karena hampir merata kualitas tiap-tiap pemain tapi banyak pula pemain yang lebih menonjol dari pemain lain dalam hal Skill dan Teknik mengolah si Kulit Bola Bundar, bahkan namanya selalu diingat kalau kita membicarakan tentang dunia sepak bola karena atas prestasi gemilangnya dalam membela Club atau bahkan di Timnas Indonesia. Dan dari sekian banyak pemain terbaik dibawah ini 10 Daftar Pesepak Bola Terbaik di Indonesia.
1.     Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas (lahir 10 Juni 1980), juga dikenal sebagai Bepe, adalah pemain sepak bola Indonesia yang bermain untuk Persija Jakarta di Liga Super Indonesia dan Tim nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami nya adalah striker. Bambang membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia mencetak satu-satunya gol untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan Malaysia, dan merupakan pencetak gol terbanyak turnamen dengan delapan gol.
Bambang dianggap memiliki header bola yang luar biasa, dan memiliki reputasi untuk ketajaman di kotak penalti.[4] Dia adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi caps dan pencetak gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di tim nasional Indonesia.
Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.
Karier profesional
Bambang menjaringkan 24 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.
Pada tahun 2005 Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Pada tahun itu dia menjadi pencetak gol terbanyak Liga Malaysia dengan 22 gol.
Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia hingga saat ini.
Pada tahun 2010 ia hendak menjalani masa trial di Selandia Baru, klub Wellington Phoenix FC. tetapi gagal untuk mengamankan kontrak.[6]
Karier Internasional
Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.
Pada tahun 2002, Bambang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 8 gol dari 6 penampilan sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002. Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.
Saat ini Bambang menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan Top Skorer untuk Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol sesuai dengan pertandingan katagori A FIFA. Tetapi jika mengikutkan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan Klub dan Tim Nasional U-23) maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.
Prestasi Klub
  1. juara Liga Indonesia : Persija Jakarta (2001)
  2. juara Malaysia Premier League : Selangor FA (2005)
  3. juara Malaysia FA Cup : Selangor FA (2005)
  4. juara Malaysia Cup : Selangor FA (2005)
Prestasi Individu
  1. Haornas Cup Most Valuable Player : (1996)
  2. Liga Indonesia Top Scorer : Persija Jakarta (1999-00)
  3. Liga Indonesia Best player : Persija Jakarta (2001)
  4. 2002 Tiger Cup Top scorer : Tim Nasional Sepak Bola Indonesia (2002)
  5. Malaysia Premier League Top Scorer : Selangor FA (2005)
  6. Malaysia Cup Player of the Year : Selangor FA (2005)
  7. FA Cup Malaysia Top Scorer : Selangor FA (2005)
  8. Copa Indonesia Pemain Terbaik : Persija Jakarta (2007)
 2.      Boaz Salossa
Boaz Theofilius Erwin Solossa[1] atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa (lahir 16 Maret 1986; umur 26 tahun) merupakan pemain Sepak Bola dari Persipura, klub Sepak Bola Indonesia, yang dapat berposisi sebagai Penyerang Tengah dan Penyerang Sayap.
Boaz biasanya beroperasi pada bagian kiri-tengah lapangan. Kakaknya, Ortizan, adalah Pemain Sepak Bola yang juga bermain bersamanya di Persipura. Paman Boaz, JP Solossa adalah mantan Gubernur Papua.
Boaz pernah dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter Withe dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004.
Ia terkenal dengan kemampuannya dalam mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kaki kanan yang baik, kecepatan, visi penyerangan, dan naluri dalam mencetak gol.
Memiliki kemiripan wajah dengan kakak kandungnya Ortizan, yang juga pemain sepakbola profesional, membuat banyak orang yang sering salah setiap kali bertemu kedua pemain ini.
Di tengah kariernya sedang menanjak, ia pernah mengalami cedera serius yang membuat ia nyaris melupakan sepakbola untuk selamanya. Cedera patah kaki kanan saat tampil membela Tim Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Hong Kong di ajang internasional memang hampir saja membunuh karier bermain sepakbolanya. Pertandingan berakhir dengan kedudukan 3-0 untuk Tim Nasional Indonesia.
Prestasi
Klub
  1. Juara Liga Indonesia 2005 bersama Persipura
  2. Juara Indonesia Super League 2008-2009 bersama Persipura
  3. Juara Community Shield Indonesia 2009 Bersama Persipura[2][3]
  4. Juara Indonesia Super League 2010-2011
Individu
  1. Pencetak Gol Terbanyak Pekan Olahraga Nasional ke – 16 bersama Tim PON Papua tahun 2004 dengan 10 gol
  2. Pencetak Gol Terbanyak Indonesia Super League bersama Persipura musim 2008-2009 dengan 28 gol
  3. Pemain Terbaik Indonesia Super League musim 2009-2010
3.     Kurniawan Dwi Yulianto
Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia ia lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Tangerang yaitu Tangerang Wolves di Indonesia Premiere League.
Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI.
Pemain yang akrab dipanggil “Ade” dan juga sering dijuluki “Kurus” karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak.
Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengkonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).
Karir Remaja:
1993–1994 : Sampdoria Primavera
Karir Senior:
1994–1995 : FC Luzern
1996–1999 : Pelita Jaya
1999–2001 : PSM Makassar
2001-2003 : PSPS Pekanbaru
2004-2005 : Persebaya Surabaya
2005-2006 : Persija Jakarta
2006-2007 : Serawak FA pindah ke PSS
2007-2008 : Persitara
2008–2009 : Persisam Samarinda
2009–2010 : Persela Lamongan
2010 : PSMS kemudian pindah ke Tangerang Wolves
4.     Arif Suyono
Arif Suyono (lahir di Batu, Malang, Jawa Timur, 3 Januari 1984; umur 29 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia yang saat ini bermain untuk Mitra Kukar di Liga Super Indonesia. Ia biasa disapa dengan nama karib “Keceng” karena badannya yang terbilang kurus.
Sebelum bergabung Mitra Kukar, Arif pernah membela Persema Malang, Arema Malang dan Sriwijaya FC. Prestasi yang ia peroleh adalah ikut mengantarkan Arema juara Copa Indonesia dua kali berturut-turut tahun 2005 dan 2006.
Ia adalah salah satu pemain timnas sepak bola Indonesia di sektor gelandang atau penyerang sayap. Sebelum di timnas senior, ia juga pernah memperkuat timnas U-17 dan timnas U-23 Sea Games 2007.
Kisah perjalanan Arif Suyono meniti karier sebagai pesepakbola profesional tidak mulus-mulus saja. Pada satu waktu, supersub timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu bahkan harus mendapatkan sepatu sepakbola hasil berhutang.
Peristiwa tersebut terjadi saat Arif masih berusia 16 tahun. Ketika itu, Arif hendak ikut seleksi masuk ke dalam tim Piala Gubernur. Ningsih, kakak kedua Arif, pun akhirnya nekat berhutang sepatu bola dengan harga Rp 150 ribu demi sang adik. Arif yang dibesarkan bersama 12 saudaranya itu selalu ditempatkan sebagai prioritas di keluarganya.
Saat ini Arif sudah sukses, tapi ia tidak lupa kalau apa yang ia peroleh saat ini tidak lepas dari peran keluarga. Maka keluarga besarnya pun pun ikut menikmati hasilnya. Melalui kucuran dana Arif, bisnis keluarga dibangun melalui usaha kripik.
Perjalanan karier
Klub
SSB Unibraw 82 Malang
PS Putra Jaya Batu
Arema Jr
Persema Jr
Persema Malang (2003-2004)
Arema Malang (2005-2009)
Sriwijaya FC (2009-2011)
Mitra Kukar (2011-??)
Timnas
PSSI U-19
PSSI U-23 (2007)
PSSI (2008-2010)
5.     Hendro Kartiko
Hendro Kartiko (lahir di Banyuwangi, 24 April 1973; umur 39 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Berposisi sebagai penjaga gawang, Kartiko sering disebut “Fabien Barthez Indonesia” karena kepalanya yang plontos. Ia telah 60 kali memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia sejak tahun 1996 dan merupakan salah satu pemain dengan penampilan terbanyak. Antara kejuaraan yang pernah diikutinya adalah Piala Asia 1996 dan Piala Asia 2000 di mana penampilannya membuatnya ditetapkan sebagai kiper utama tim bintang Asia 2000 oleh AFC. Di tingkat klub sejak tahun 2005 ia memperkuat Persija Jakarta.
Kartiko pernah dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik di Indonesia pada tahun 1999. tahun 2012 hendro menyatakan gantung sepatu, dan di tarik oleh Arema Indonesia menjadi Pelatih Arema Indonesia
Perjalanan karier
    Porsela Treblasala (1989)
Glenmore Banyuwangi (1989)
Persewangi Banyuwangi (1990-91)
PS Unmuh Jember (1992-94)
Persid Jember (1994-95)
Mitra Surabaya (1995-98)
Persebaya Surabaya (1998-2000)
PSM Makassar (2000-02)
PSPS Pekanbaru (2003)
Persebaya Surabaya (2003-04)
Persija Jakarta (2005-2006)
Arema Malang (2007-2008)
Persija Jakarta (2008-2009)
Sriwijaya FC (2009-2010)
Persija Jakarta (2010-2011)
Mitra Kutai Kartanegara (2011-)
6.     Ahmad Bustomi
Ahmad Bustomi (lahir di Jombang, Jawa Timur, 13 Juni 1985; umur 27 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Arema Indonesia di Liga Super Indonesia, sebelum di Arema ia bermain untuk Persema Malang dan Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah di Malang Raya. Saat memperkuat Persema, nama Tomi masuk dalam skuat Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Dalam buku program “Garuda Merah Garuda Putih” Bustomi mengaku banyak belajar dari Danurwindo, mantan pelatihnya di Persema Malang.[1] Saat ia menjadi penggawa Tim nasional sepak bola indonesia di ajang Piala AFF 2010 asuhan Alfred Riedl. Dia biasa berposisi sebagai Midfielder. Tentang pemain idolanya, Tomi menyebut satu nama, Bima Sakti Tukiman. Kita tahu, Bima Sakti pernah jadi gelandang Timnas pada era Kurniawan Dwi Yulianto dkk. Dia terkenal memiliki tendangan kencang dan akurat. Tomi bersahabat dengan Bima kala keduanya bermain di Persema.
Karier
Klub
Cimot atau Tomi nama panggilan sehari-hari Bustomi, mulai mengenal sepakbola waktu ia masih duduk di bangku SD. Ia pun mendaftar di SSB Unibraw 82, sebuah SSB yang dibawah naungan Universitas Brawijaya. Di suatu turnamen pemandu bakat melihat potensi besar pada Tomi remaja akhirnya ia terjaring dalam seleksi, dan masuk dalam tim Persema Jr U-18. Dua musim pun ia jalani bersama Persema Jr di Kompetisi Liga Remaja Piala Soeratin U-18, di Persema U-18 ia dipercaya sebagai Kapten kesebelesan. Tahun 2004 awal mula ia mengawali sebagai pemain profesional, setelah ia menjadi bagian dari tim Persikoba Batu. 2005 ia memperkuat tim Persema Malang bersama Pitono dan Abdi Gusti pemain seangkatan di Persema U-18 yang saat itu diarsiteki oleh Danurwindo. Musim 2008 ia menyebrang ke tim se-kota Arema Malang, dan di musim kompetisi 2009-2010 membawa Arema Indonesia menjadi juara Liga Super Indonesia dan runner up Piala Indonesia.
Timnas
Tomi masuk dalam skuat Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Di Belanda diasuh oleh Foppe de Haan dan Bambang Nurdiansyah serta Ivan Kolev di Argentina.[6] Di Timnas U-23 ia jalani pada tahun 2006 hingga 2007. Debutnya bersama Tim nasional sepak bola Indonesia ketika timnas Indonesia berhadapan dengan Uruguay 8 Oktober 2010 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
 7.     Ismed Sofian
Ismed Sofyan (lahir di Manyak Payed, Aceh Tamiang, 28 Agustus 1979; umur 33 tahun) adalah pemain Persija dan tim nasional Indonesia. Posisi utamanya adalah bek kanan walaupun ia mampu juga bermain sebagai bek sayap kiri, pengatur serangan (playmaker), gelandang bertahan atau penyerang. Ismed Sofyan dianggap mempunyai kelebihan pada tendangan bebasnya yang terukur serta umpan silangnya yang akurat.
 8.     Zulkifli Syukur
Zulkifly Syukur (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Mei 1984; umur 28 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini Zulkifly bermain untuk Persib Bandung di Liga Super Indonesia, sebelumnya memperkuat Arema Indonesia, Persmin Minahasa, Pelita Jaya, dan PKT Bontang. Zulkifly adalah salah satu pemain timnas U-23 yang mengikuti TC di Belanda arahan Foppe de Han dan Bambang Nurdiansyah. Zulkifly biasa berposisi sebagai bek. Dia juga menjadi pilar dari timnas Indonesia di ajang AFF Suzuki Cup 2010 asuhan Alfred Riedl.
Klub
Arema Indonesia
    Liga Super Indonesia:
        Juara: 1 (2009-10)
        Runner-up: 1 (2010-11)
    Piala Indonesia:
        Runner-up: 1 (2010)
Nasional
Indonesia
    AFF Suzuki Cup:
        Runner-up: 1 (2010)
 9.      Elie Aiboy
Elie Aiboy (lahir di Jayapura, Papua, 20 April 1979; umur 33 tahun) adalah salah satu pesepak bola tim nasional sepak bola Indonesia. Saat ini ia memperkuat Semen Padang di ISL, sebelumya ia bermain di Persidafon Dafonsoro klub yang akan berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia. Sebelumnya ia memperkuat PSMS Medan selama setengah musim setelah memperkuat Selangor FC.
Setelah Liga Indonesia 2007 berakhir, Elie Aiboy langsung kembali ke Selangor FC Malaysia, klub yang pernah dibelanya selama 2 tahun (2005-2006). Kedatangan Elie sudah dinantikan pihak Selangor FC sejak awal musim kompetisi Liga Super Malaysia 2008 dimulai. Keterlambatan Elie disebabkan mundurnya jadwal Liga Indonesia sehingga baru bisa bergabung awal bulan Februari kala Liga Super Malaysia sudah berjalan. Laga perdana setelah kembali lagi bermain di Liga Super Malaysia ditandai kekalahan Selangor FC 2-4 dari Pahang FC di kandang sendiri.
Di musim pertama bersama Selangor FC 2005-2006 Elie mempesembahkan gelar treble dengan menjuarai Liga Perdana Malaysia, Piala Malaysia, dan Piala FA Malaysia. Prestasi tersebut dipersembahkan Elie bersama Bambang Pamungkas yang pada waktu bersamaan menjadi top skor di Liga Perdana Malaysia sekaligus membawa Selangor FC promosi ke Liga Super Malaysia 2006.
Pada Piala Asia 2007, Elie menyumbangkan satu-satunya gol untuk Indonesia ketika berhadapan dengan tim nasional sepak bola Arab Saudi di penyisihan Grup D, meskipun Indonesia akhirnya kalah 2-1 di menit terakhir.
10.     Irfan Bachdim
Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, Belanda, 11 Agustus 1988; umur 24 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda[1] yang bermain untuk klub di Liga Thailand Chonburi FC dan timnas Indonesia. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti penyerang, gelandang maupun sayap.
Ayah Irfan, Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia keturunan Arab – Indonesia yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an, sebelum tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ibunya Hester van Dijk adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Kakeknya Ali Bachdim adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut. Namun Irfan Bachdim tetap merupakan pemain warga negara Indonesia asli karena dirinya bermain di Indonesia tanpa melalui proses naturalisasi.[3]
Irfan terlahir dari keluarga pesepakbola. Ayahnya merupakan mantan pesepakbola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-an. Kakeknya Ali Bachdim merupakan mantan pemain Persema Malang dan PSAD Jakarta.
Karier
Di Belanda
Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam bersama dengan Mitchell Donald, Jeffrey Sarpong, Christian Supusepa dan Ryan Babel. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.[4]
Di Indonesia
Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang.[5] Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim. Irfan sendiri adalah permain berpaspor Indonesia sejak kecil dan dia bukanlah seorang pemain naturalisasi.
Ketika Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia, Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas.[6][7] Namun akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema dengan menandatangani kontrak selama tiga tahun[8][9], karena terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar dari Persema,[10][11] meski beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar.[11] Akhirnya Menpora Andi Mallarangeng menjamin haknya untuk tampil di timnas[12] dan ia dipanggil untuk memperkuat tim nasional U-23 Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.[9]
Tim nasional
Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut

7 Hal Tentang Indonesia Yang jarang Di Ketahui Orang

Di usianya yang sudah menginjak 68 tahun, banyak hal yang di lalui dan menjadi catatan sejarah bagi negara tercinta kita, Indonesia. Sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia, Indonesia memiliki beragam fakta dan peristiwa yang jarang di ketahui oleh orang. Dan untuk menyambut hari jadinya yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus, berikut adalah 7 hal tentang Indonesia yang jarang di ketahui orang.

1. Yang pertama adalah Wage Rudolf Soepratman atau biasa di singkat dengan W.R. Supratman. Pria yang lahir dengan nama asli Soepratman ini pindah ke kota Makassar mengikuti kakaknya setelah ibundanya meninggal. Dan ia pun menyelesaikan sekolahnya hingga selesai. Namun karena untuk keperluan adminstrasi, nama Soepratman pun berubah menjadi Wage Rudolf Soepratman. Dan disitulah ia mulai belajar musik. Disinilah cikal bakal lagu kebangsaan mulai di ciptakan. W.R. Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya W.M. Van Eldik. Suatu hari membaca sebuah majalah dimana isi majalah tersebut mengajak para ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Rasa memiliki jiwa nasionalis yang tinggi ditambah kemahirannya bermain musik, maka pada tahun 1924 lahirnya lagu Indonesia Raya. Dan lagu itu pertama kali diperdengarkan untuk umum pada penutupan kongres Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dengan tanpa lirik. Akibat lagu ciptaannya, Indonesia Raya, membuat pria berkaca mata ini selalu di buru oleh Hindia Belanda, hingga ia pun jatuh sakit di Surabaya. Namun sayangnya, belumlah beliau mendengar lagu ciptaannya berkumandang pada pada proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, sang komponis sudah meninggal dunia pada tanggal dan bulan yang sama tetapi pada tahun 1938, tepat 7 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan RI. Dan kini, hari lahir Soepratman tanggal 9 Maret diperingati sebagai hari musik nasional.

2. Saat ini Indonesia sudah merasakan di pimpin oleh 6 presiden, mulai dari presiden yang pertama Ir. Soekarno hingga yang kini masih menjabat presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun ternyata dari keenam presiden yang telah memimpin Indonesia, tiga diantaranya memiliki bulan lahir yang sama. Dimulai dari presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang lahir pada tanggal 6 Juni tahun 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970. Ir. Soekarno berperanan penting dalam memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda, ia sebagai pencetus konsep dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila. Yang kedua adalah Soeharto yang lahir pada 8 Juni 1921 dan wafat pada tanggal 21 Mei 2008. Selama masa jabatannya, beliau dikenal dengan sebutan bapak pembangunan dan di dunia internasional ia mempunyai sebutan populer , yaitu “The Smiling General” atau sang Jenderal yang tersenyum. Sebutan ini di berikan karena raut mukanya yang selalu tersenyum di muka pers dan dalam setiap acara resmi kerajaan. Dan yang ketiga adalah Baharuddin Jusuf Habibie atau yang kita kenal dengan B.J. Habibie yang lahir pada tanggal 25 Juni 1936. Sebelum menjadi presiden, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi dari tahun 1978 hingga 1998. Namun pada tanggal 21 Mei 1998, ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden. Masa jabatan B.J. Habibie sebagai presiden hanya 1 tahun 5 bulan dan saat menjadi wapres hanya menjabat selama 2 bulan 7 hari. Dan B.J. Habibie merupakan wakil presiden dan presiden dengan masa jabatan terpendek.

3. Negara tercinta kita Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Meskipun secara resmi bukanlah negara islam dan tentu saja dengan ibukota negaranya adalah Jakarta. Tetapi faktanya, Jakarta bukanlah satu-satunya kota yang pernah merasakan menjadi ibukota. Karena ternyata Indonesia pernah berganti ibukota selama 4 kali dalam kurun waktu yang relatif singkat. Yakni, Jakarta tahun 1945 sampai 1946, Jogjakarta 1946 sampai tahun 1948, Bukittinggi 1948 sampai 1949, dan kembali lagi ke Jakarta pada tahun 1950 hingga sekarang. Pergantian ibukota sebanyak 4 kali ini ternyata belum pernah dilakukan oleh negara manapun, Dan Indonesia adalah satu-satunya negara yang melakukannya.

4. Indonesia adalah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yang di lintasi oleh garis Khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Australia serta antara samudera Pasifik dan Hindia, dan merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia, Karena disinilah 3 dari 6 pulau terbesar di dunia berada yaitu pulau Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Meski memiliki 3 pulau terbesar, namun hampir 60% penduduknya tinggal di pulau Jawa yang hanya memiliki luas 7% dari seluruh wilayah Indonesia. Selain itu uniknya lagi, ada 4 pulau yang kedaulatannya dikuasai bersama-sama dengan pemerintah negara tetangga. Seperti pulau Kalimantan, yang secara adminstratif dikuasai 3 pemerintahan, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pulau Papua dikuasai oleh Indonesia dan Papua Nugini, Pulau Timor dikuasai oleh Indonesia dan Timor Leste, dan yang terakhir pulau Sebatik dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia.

5. Seperti yang kita ketahui, Soekarno dan Hatta adalah dua proklamator Indonesia yang berjasa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Tetapi sayangnya, Jakarta sebagai kota tempat dibacanya naskah proklamasi, tidak pernah mengabadikan nama kedua proklamator tersebut sebagai nama jalan. Sedangkan di beberapa kota di Indonesia, nama jalan Soekarno Hatta ada dan di abadikan. Bahkan nama keduanya tidak pernah di abadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas apapun. Hingga akhirnya pada tahun 1985, nama kedua proklamator tersebut baru di abadikan menjadi nama bandara, yaitu bandara Soekarno-Hatta, setelah 40 tahun Indonesia merdeka. Tetapi yang paling disayangkan adalah pemerintah baru secara resmi menyematkan gelar proklamator kepada keduanya pada tahun 1986 atau 16 tahun setelah Soekarno wafat.

6. Sebagai negara yang memiliki kepulauan terbesar di dunia, ternyata Indonesia juga merupakan negara yang memiliki suku bangsa terbanyak di dunia. Bayangkan saja, negara tercinta kita ini memiliki lebih dari 740 suku bangsa sekaligus menjadi negara yang memiliki bahasa daerah terbanyak, yakni 583 bahasa dan dialek. Karena itulah banyaknya suku di Republik ini maka dicanangkanlah “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai arti “Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu Jua”. Selain memiliki suku dan bahasa terbanyak di dunia, Indonesia ternyata adalah negara yang paling terkenal dengan keramahannya. Bahkan berdasarkan survei “The Smiling Report” tahun 2009, Indonesia dinobatkan sebagai negara paling murah senyum di dunia dan bersamaan negara Hongkong, Indonesia juga dinobatkan sebagai negara terbaik dalam mengucapkan salam.

7. Selain bulutangkis, sepakbola adalah salah satu olahraga favorit yang digemari masyarakat Indonesia. Meskipun menjadi salah satu olahraga favorit, namun hingga sekarang, Indonesia belum pernah sekalipun menang piala dunia. Tim nasional Indonesia pernah sekali tampil di piala dunia pada tahun 1938 karena Jepang mengundurkan diri dalam kualifikasi dan pada saat itu Indonesia menjadi negara Asia pertama yang ikut piala dunia. Dan di ajang tersebut Indonesia sudah takluk oleh Hongaria di babak pertama dengan skor 6-0. Meskipun Indonesia pernah tampil di ajang terbesar sepakbola dunia, namun keikutsertaannya tim nasional ini bukan membawa nama Indonesia melainkan mewakili Hinda Belanda lengkap dengan warna bendera Belanda, yaitu merah, putih, dan biru.