Cari Disini

Jumat, 09 Agustus 2013

10 Pesepak Bola Terbaik di Indonesia


Sulit untuk mementukan pemain terbaik di Indonesia karena hampir merata kualitas tiap-tiap pemain tapi banyak pula pemain yang lebih menonjol dari pemain lain dalam hal Skill dan Teknik mengolah si Kulit Bola Bundar, bahkan namanya selalu diingat kalau kita membicarakan tentang dunia sepak bola karena atas prestasi gemilangnya dalam membela Club atau bahkan di Timnas Indonesia. Dan dari sekian banyak pemain terbaik dibawah ini 10 Daftar Pesepak Bola Terbaik di Indonesia.
1.     Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas (lahir 10 Juni 1980), juga dikenal sebagai Bepe, adalah pemain sepak bola Indonesia yang bermain untuk Persija Jakarta di Liga Super Indonesia dan Tim nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami nya adalah striker. Bambang membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia mencetak satu-satunya gol untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan Malaysia, dan merupakan pencetak gol terbanyak turnamen dengan delapan gol.
Bambang dianggap memiliki header bola yang luar biasa, dan memiliki reputasi untuk ketajaman di kotak penalti.[4] Dia adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi caps dan pencetak gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di tim nasional Indonesia.
Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.
Karier profesional
Bambang menjaringkan 24 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.
Pada tahun 2005 Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Pada tahun itu dia menjadi pencetak gol terbanyak Liga Malaysia dengan 22 gol.
Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia hingga saat ini.
Pada tahun 2010 ia hendak menjalani masa trial di Selandia Baru, klub Wellington Phoenix FC. tetapi gagal untuk mengamankan kontrak.[6]
Karier Internasional
Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.
Pada tahun 2002, Bambang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 8 gol dari 6 penampilan sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002. Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.
Saat ini Bambang menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan Top Skorer untuk Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol sesuai dengan pertandingan katagori A FIFA. Tetapi jika mengikutkan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan Klub dan Tim Nasional U-23) maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.
Prestasi Klub
  1. juara Liga Indonesia : Persija Jakarta (2001)
  2. juara Malaysia Premier League : Selangor FA (2005)
  3. juara Malaysia FA Cup : Selangor FA (2005)
  4. juara Malaysia Cup : Selangor FA (2005)
Prestasi Individu
  1. Haornas Cup Most Valuable Player : (1996)
  2. Liga Indonesia Top Scorer : Persija Jakarta (1999-00)
  3. Liga Indonesia Best player : Persija Jakarta (2001)
  4. 2002 Tiger Cup Top scorer : Tim Nasional Sepak Bola Indonesia (2002)
  5. Malaysia Premier League Top Scorer : Selangor FA (2005)
  6. Malaysia Cup Player of the Year : Selangor FA (2005)
  7. FA Cup Malaysia Top Scorer : Selangor FA (2005)
  8. Copa Indonesia Pemain Terbaik : Persija Jakarta (2007)
 2.      Boaz Salossa
Boaz Theofilius Erwin Solossa[1] atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa (lahir 16 Maret 1986; umur 26 tahun) merupakan pemain Sepak Bola dari Persipura, klub Sepak Bola Indonesia, yang dapat berposisi sebagai Penyerang Tengah dan Penyerang Sayap.
Boaz biasanya beroperasi pada bagian kiri-tengah lapangan. Kakaknya, Ortizan, adalah Pemain Sepak Bola yang juga bermain bersamanya di Persipura. Paman Boaz, JP Solossa adalah mantan Gubernur Papua.
Boaz pernah dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter Withe dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004.
Ia terkenal dengan kemampuannya dalam mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kaki kanan yang baik, kecepatan, visi penyerangan, dan naluri dalam mencetak gol.
Memiliki kemiripan wajah dengan kakak kandungnya Ortizan, yang juga pemain sepakbola profesional, membuat banyak orang yang sering salah setiap kali bertemu kedua pemain ini.
Di tengah kariernya sedang menanjak, ia pernah mengalami cedera serius yang membuat ia nyaris melupakan sepakbola untuk selamanya. Cedera patah kaki kanan saat tampil membela Tim Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Hong Kong di ajang internasional memang hampir saja membunuh karier bermain sepakbolanya. Pertandingan berakhir dengan kedudukan 3-0 untuk Tim Nasional Indonesia.
Prestasi
Klub
  1. Juara Liga Indonesia 2005 bersama Persipura
  2. Juara Indonesia Super League 2008-2009 bersama Persipura
  3. Juara Community Shield Indonesia 2009 Bersama Persipura[2][3]
  4. Juara Indonesia Super League 2010-2011
Individu
  1. Pencetak Gol Terbanyak Pekan Olahraga Nasional ke – 16 bersama Tim PON Papua tahun 2004 dengan 10 gol
  2. Pencetak Gol Terbanyak Indonesia Super League bersama Persipura musim 2008-2009 dengan 28 gol
  3. Pemain Terbaik Indonesia Super League musim 2009-2010
3.     Kurniawan Dwi Yulianto
Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia ia lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Tangerang yaitu Tangerang Wolves di Indonesia Premiere League.
Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI.
Pemain yang akrab dipanggil “Ade” dan juga sering dijuluki “Kurus” karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak.
Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengkonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).
Karir Remaja:
1993–1994 : Sampdoria Primavera
Karir Senior:
1994–1995 : FC Luzern
1996–1999 : Pelita Jaya
1999–2001 : PSM Makassar
2001-2003 : PSPS Pekanbaru
2004-2005 : Persebaya Surabaya
2005-2006 : Persija Jakarta
2006-2007 : Serawak FA pindah ke PSS
2007-2008 : Persitara
2008–2009 : Persisam Samarinda
2009–2010 : Persela Lamongan
2010 : PSMS kemudian pindah ke Tangerang Wolves
4.     Arif Suyono
Arif Suyono (lahir di Batu, Malang, Jawa Timur, 3 Januari 1984; umur 29 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia yang saat ini bermain untuk Mitra Kukar di Liga Super Indonesia. Ia biasa disapa dengan nama karib “Keceng” karena badannya yang terbilang kurus.
Sebelum bergabung Mitra Kukar, Arif pernah membela Persema Malang, Arema Malang dan Sriwijaya FC. Prestasi yang ia peroleh adalah ikut mengantarkan Arema juara Copa Indonesia dua kali berturut-turut tahun 2005 dan 2006.
Ia adalah salah satu pemain timnas sepak bola Indonesia di sektor gelandang atau penyerang sayap. Sebelum di timnas senior, ia juga pernah memperkuat timnas U-17 dan timnas U-23 Sea Games 2007.
Kisah perjalanan Arif Suyono meniti karier sebagai pesepakbola profesional tidak mulus-mulus saja. Pada satu waktu, supersub timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu bahkan harus mendapatkan sepatu sepakbola hasil berhutang.
Peristiwa tersebut terjadi saat Arif masih berusia 16 tahun. Ketika itu, Arif hendak ikut seleksi masuk ke dalam tim Piala Gubernur. Ningsih, kakak kedua Arif, pun akhirnya nekat berhutang sepatu bola dengan harga Rp 150 ribu demi sang adik. Arif yang dibesarkan bersama 12 saudaranya itu selalu ditempatkan sebagai prioritas di keluarganya.
Saat ini Arif sudah sukses, tapi ia tidak lupa kalau apa yang ia peroleh saat ini tidak lepas dari peran keluarga. Maka keluarga besarnya pun pun ikut menikmati hasilnya. Melalui kucuran dana Arif, bisnis keluarga dibangun melalui usaha kripik.
Perjalanan karier
Klub
SSB Unibraw 82 Malang
PS Putra Jaya Batu
Arema Jr
Persema Jr
Persema Malang (2003-2004)
Arema Malang (2005-2009)
Sriwijaya FC (2009-2011)
Mitra Kukar (2011-??)
Timnas
PSSI U-19
PSSI U-23 (2007)
PSSI (2008-2010)
5.     Hendro Kartiko
Hendro Kartiko (lahir di Banyuwangi, 24 April 1973; umur 39 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Berposisi sebagai penjaga gawang, Kartiko sering disebut “Fabien Barthez Indonesia” karena kepalanya yang plontos. Ia telah 60 kali memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia sejak tahun 1996 dan merupakan salah satu pemain dengan penampilan terbanyak. Antara kejuaraan yang pernah diikutinya adalah Piala Asia 1996 dan Piala Asia 2000 di mana penampilannya membuatnya ditetapkan sebagai kiper utama tim bintang Asia 2000 oleh AFC. Di tingkat klub sejak tahun 2005 ia memperkuat Persija Jakarta.
Kartiko pernah dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik di Indonesia pada tahun 1999. tahun 2012 hendro menyatakan gantung sepatu, dan di tarik oleh Arema Indonesia menjadi Pelatih Arema Indonesia
Perjalanan karier
    Porsela Treblasala (1989)
Glenmore Banyuwangi (1989)
Persewangi Banyuwangi (1990-91)
PS Unmuh Jember (1992-94)
Persid Jember (1994-95)
Mitra Surabaya (1995-98)
Persebaya Surabaya (1998-2000)
PSM Makassar (2000-02)
PSPS Pekanbaru (2003)
Persebaya Surabaya (2003-04)
Persija Jakarta (2005-2006)
Arema Malang (2007-2008)
Persija Jakarta (2008-2009)
Sriwijaya FC (2009-2010)
Persija Jakarta (2010-2011)
Mitra Kutai Kartanegara (2011-)
6.     Ahmad Bustomi
Ahmad Bustomi (lahir di Jombang, Jawa Timur, 13 Juni 1985; umur 27 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Arema Indonesia di Liga Super Indonesia, sebelum di Arema ia bermain untuk Persema Malang dan Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah di Malang Raya. Saat memperkuat Persema, nama Tomi masuk dalam skuat Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Dalam buku program “Garuda Merah Garuda Putih” Bustomi mengaku banyak belajar dari Danurwindo, mantan pelatihnya di Persema Malang.[1] Saat ia menjadi penggawa Tim nasional sepak bola indonesia di ajang Piala AFF 2010 asuhan Alfred Riedl. Dia biasa berposisi sebagai Midfielder. Tentang pemain idolanya, Tomi menyebut satu nama, Bima Sakti Tukiman. Kita tahu, Bima Sakti pernah jadi gelandang Timnas pada era Kurniawan Dwi Yulianto dkk. Dia terkenal memiliki tendangan kencang dan akurat. Tomi bersahabat dengan Bima kala keduanya bermain di Persema.
Karier
Klub
Cimot atau Tomi nama panggilan sehari-hari Bustomi, mulai mengenal sepakbola waktu ia masih duduk di bangku SD. Ia pun mendaftar di SSB Unibraw 82, sebuah SSB yang dibawah naungan Universitas Brawijaya. Di suatu turnamen pemandu bakat melihat potensi besar pada Tomi remaja akhirnya ia terjaring dalam seleksi, dan masuk dalam tim Persema Jr U-18. Dua musim pun ia jalani bersama Persema Jr di Kompetisi Liga Remaja Piala Soeratin U-18, di Persema U-18 ia dipercaya sebagai Kapten kesebelesan. Tahun 2004 awal mula ia mengawali sebagai pemain profesional, setelah ia menjadi bagian dari tim Persikoba Batu. 2005 ia memperkuat tim Persema Malang bersama Pitono dan Abdi Gusti pemain seangkatan di Persema U-18 yang saat itu diarsiteki oleh Danurwindo. Musim 2008 ia menyebrang ke tim se-kota Arema Malang, dan di musim kompetisi 2009-2010 membawa Arema Indonesia menjadi juara Liga Super Indonesia dan runner up Piala Indonesia.
Timnas
Tomi masuk dalam skuat Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Di Belanda diasuh oleh Foppe de Haan dan Bambang Nurdiansyah serta Ivan Kolev di Argentina.[6] Di Timnas U-23 ia jalani pada tahun 2006 hingga 2007. Debutnya bersama Tim nasional sepak bola Indonesia ketika timnas Indonesia berhadapan dengan Uruguay 8 Oktober 2010 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
 7.     Ismed Sofian
Ismed Sofyan (lahir di Manyak Payed, Aceh Tamiang, 28 Agustus 1979; umur 33 tahun) adalah pemain Persija dan tim nasional Indonesia. Posisi utamanya adalah bek kanan walaupun ia mampu juga bermain sebagai bek sayap kiri, pengatur serangan (playmaker), gelandang bertahan atau penyerang. Ismed Sofyan dianggap mempunyai kelebihan pada tendangan bebasnya yang terukur serta umpan silangnya yang akurat.
 8.     Zulkifli Syukur
Zulkifly Syukur (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Mei 1984; umur 28 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini Zulkifly bermain untuk Persib Bandung di Liga Super Indonesia, sebelumnya memperkuat Arema Indonesia, Persmin Minahasa, Pelita Jaya, dan PKT Bontang. Zulkifly adalah salah satu pemain timnas U-23 yang mengikuti TC di Belanda arahan Foppe de Han dan Bambang Nurdiansyah. Zulkifly biasa berposisi sebagai bek. Dia juga menjadi pilar dari timnas Indonesia di ajang AFF Suzuki Cup 2010 asuhan Alfred Riedl.
Klub
Arema Indonesia
    Liga Super Indonesia:
        Juara: 1 (2009-10)
        Runner-up: 1 (2010-11)
    Piala Indonesia:
        Runner-up: 1 (2010)
Nasional
Indonesia
    AFF Suzuki Cup:
        Runner-up: 1 (2010)
 9.      Elie Aiboy
Elie Aiboy (lahir di Jayapura, Papua, 20 April 1979; umur 33 tahun) adalah salah satu pesepak bola tim nasional sepak bola Indonesia. Saat ini ia memperkuat Semen Padang di ISL, sebelumya ia bermain di Persidafon Dafonsoro klub yang akan berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia. Sebelumnya ia memperkuat PSMS Medan selama setengah musim setelah memperkuat Selangor FC.
Setelah Liga Indonesia 2007 berakhir, Elie Aiboy langsung kembali ke Selangor FC Malaysia, klub yang pernah dibelanya selama 2 tahun (2005-2006). Kedatangan Elie sudah dinantikan pihak Selangor FC sejak awal musim kompetisi Liga Super Malaysia 2008 dimulai. Keterlambatan Elie disebabkan mundurnya jadwal Liga Indonesia sehingga baru bisa bergabung awal bulan Februari kala Liga Super Malaysia sudah berjalan. Laga perdana setelah kembali lagi bermain di Liga Super Malaysia ditandai kekalahan Selangor FC 2-4 dari Pahang FC di kandang sendiri.
Di musim pertama bersama Selangor FC 2005-2006 Elie mempesembahkan gelar treble dengan menjuarai Liga Perdana Malaysia, Piala Malaysia, dan Piala FA Malaysia. Prestasi tersebut dipersembahkan Elie bersama Bambang Pamungkas yang pada waktu bersamaan menjadi top skor di Liga Perdana Malaysia sekaligus membawa Selangor FC promosi ke Liga Super Malaysia 2006.
Pada Piala Asia 2007, Elie menyumbangkan satu-satunya gol untuk Indonesia ketika berhadapan dengan tim nasional sepak bola Arab Saudi di penyisihan Grup D, meskipun Indonesia akhirnya kalah 2-1 di menit terakhir.
10.     Irfan Bachdim
Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, Belanda, 11 Agustus 1988; umur 24 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda[1] yang bermain untuk klub di Liga Thailand Chonburi FC dan timnas Indonesia. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti penyerang, gelandang maupun sayap.
Ayah Irfan, Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia keturunan Arab – Indonesia yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an, sebelum tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ibunya Hester van Dijk adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Kakeknya Ali Bachdim adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut. Namun Irfan Bachdim tetap merupakan pemain warga negara Indonesia asli karena dirinya bermain di Indonesia tanpa melalui proses naturalisasi.[3]
Irfan terlahir dari keluarga pesepakbola. Ayahnya merupakan mantan pesepakbola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-an. Kakeknya Ali Bachdim merupakan mantan pemain Persema Malang dan PSAD Jakarta.
Karier
Di Belanda
Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam bersama dengan Mitchell Donald, Jeffrey Sarpong, Christian Supusepa dan Ryan Babel. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.[4]
Di Indonesia
Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang.[5] Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim. Irfan sendiri adalah permain berpaspor Indonesia sejak kecil dan dia bukanlah seorang pemain naturalisasi.
Ketika Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia, Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas.[6][7] Namun akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema dengan menandatangani kontrak selama tiga tahun[8][9], karena terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar dari Persema,[10][11] meski beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar.[11] Akhirnya Menpora Andi Mallarangeng menjamin haknya untuk tampil di timnas[12] dan ia dipanggil untuk memperkuat tim nasional U-23 Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.[9]
Tim nasional
Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar