Cari Disini

Sabtu, 24 Februari 2018

NILAI-NILAI TRADISIONAL DALAM KEHIDUPAN BANGSA AMERIKA

Setiap masyarakat menciptakan gambaran-gambaran ideal mengenai bagaimana anggota-anggotanya seharusnya berperilaku baik dalam pikiran maupun tindakan. Norma tentang tatakrama tidak mempunyai peringkat sama alam hirarki nilai-nilai dengan kode etik dasar masyarakat, serta adat istiaat mengatur tatakrama. Hukum-hukum formal menopang sebagian kode etik.

Pengetahuan tentang relativitas budya menuntut supaya mereka mengadakan pendekatan dengan cara berfikir terbuka. Antropologi mengemukakan hipotesa relativitas etik dalam abad penuh ketegangan dan kekerasan. Akan tetapi setelah beberapa dasawarsa, rupa-rupanya bagi sejumlah orang yang jumlahnya terus meningkat teori ini gagal menggali kedalaman hidup.

Catatan-catatan sejarah menyajikan suatu garis besar yang bila disejajarkan dengan wawasan-wawasan sejenis dari peradaban-peradaban lain dapat kiranya menjadi pangkal tolak penelitian komparatif penelitian semacam ini dapat menghasilkan kedalaman pemahaman lintas budaya dan memperluas cakrawala saling pengertian antara bangsa berdasarkan pengetahuan mengenai kepercayaan masing-masing bangsa tentang apa yang dimaksud dengan kehidupan yang baik. 

Tradisi sebagai sumber nilai-nilai amerika
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi rakyat amerika timbul dari suatu tradisi yang berasal dari timur tengah, romawi kuno dan yunani.
Timur tengah kuno memberikan kepada barat suatu agama monoteistik yang memunculkan dua rumus yang penting bagi pola pemikiran barat, termasuk amerika yauitu
1. Gagasan tentang individu di hadapan tuhan.
2. Gagsan bahwa sang ilahi yang tidak hanya merestui perilaku yang baik akan tetapi juga menetapkan hukum moral untuk mengatur hubungan antar individu di masyarakat.

Dari Yunani dan Romawi kuno diperoleh Humanisme sekular yang juga bersifat mendasar bagi pola pikiran barat (termasuk Amerika). Humanisme ini tercermin dalam gagasan-gagsan  dan sikap-sikap yang tetap bertahan sampai abad ke 20 ini. Yaitu
1. Suatu filsafat spekulatif yang membicarakan hakekat manusia dan hakekat realtias yang lebih luas dimana manusia merupakan bagian dari realitas yang lebih luas dimana manusia meeupakan bagian dari realitas tersebut.
2. Gagasan bahwa pengetahuan itu sendiri memiliki nilai bahwa ilmu yang didasarkan pada observasi yang cermat dan logika yang benar merupakan sarana untuk memahami alam semesta dan bahwa sejarah merupakan suatu sarana untuk membuat manusia sadar akan dirinya dan nilai-nilanya.
3. Gagasan tentang adanya suatu tata (keteraturan) dalam alam semesta dan dalam masyarakat yang dapat itemukan melalui pengamatan dan akal budi manusia.
4. Gagasan tentang hukum alam tentang hubungan antara-manusia yang merangkum prinsip-prinsip keadilan yang berada di atas kehendak yang acak dari manusia yang diperintah dan yang memerintah dan yang menjadi dasar bagi manusia untuk memiliki harapan mencapai kemajuan menuju terciptanya masyarakat yang lebih sempurna.
5. Gagasan tentang seni sebagai bentuk-bentuk teratur yang mencerminkan manusia di dalam lingkungannya  dan dalam mengungkapkan perasaannya, tradisinya dan kepercayaan dari yunani datanglah tentang arsitektur sebagai ungkapan ruangan interior.. 

Nilai-nilai Amerika Dalam Politik
Nilai-nilai  Amerika dalam politik bersumber pada pola pemikiran Inggris abad ke -17. Pada abad itu, setelah mengalami perkembangan sejak zaman feodal, parlemen tampil sebagai badan pembuat undang-undang yang kokoh . pada tahun 1968 parlemen mencapai puncak kejayaan nya ketika berhasil menumbangkan kedudukan raja James II dan menobatkan William dan Mary. Peristiwa ini menandai puncak kejayaan prinsip bahwa rakyat, melalui dewan perwakilan rakyat yang mereka pilih harus mempunyai kekuasaan pemerintahan tertinggi..
Dari warisan pemerintahan inggris , pengalaman dengan pemerintahan di koloni-koloni, perjuangan memperoleh kemerdekaan, kelemahan konfederasi, terciptannya republik federal dan pengalaman selama lebih dari satu setengah abad kemerdekaan, termasuk empat tahun perang saudara (1861-1865) muncullah nilai-nilai Amerika di bidang politik seperti :
1. Konsep negara sebagai sarana yang diciptakan untuk melindungi rakyat dan meningkatkan kesejahteraan umum.
2. Kebebasan dan tanggung jawab warga negara dewasa untuk mempunyai suara dalam pemerintahansebagaimana terwujud dalam hak dan tanggung jawab untuk memilih (vote)
3. Kebebasan untuk memperoleh segala macam informasi/pengetahuan kecuali apabila pengungkapan suatu informasi tertentu akan membahayakan seluruh masyarakat. Hal ini dicapai melalui siste penddikan umum, kebebasan akademis, dan adanya pers yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis tentang hal-hal yang menyangkut bidang ekonomi, agama, politik, ataupun sosial. 
5. Perlindungan bagi warga negara terhadap campur tangan pejabat-pejabat pemerintahan yang tidak semestinya dalam urusan pribadi seorang warga negara.
6. Hak warga negara untuk mengadakan npertemuan yang tidak menimbulkan keresahan umum.
7. Supremasi kekuasaan sipil atas kekuasaan militer sesuai dengan prinsip bahwa kekuasaan sipil merupakan yang mengambil keputusan sedangkan kekuasaan militer adalah alat yang digunakan untuk melaksanakan keputusan bila diperlukan
8. Konsep federasi amerika sebagai suatu serikat permanen antara negara-negara permanen, yang dibentuk seusai perang saudara, dipertahanan melalui kekuasaan hukum konstitusi dan yang melarang pembantalan atau pemisahan diri oleh negara-negara bagian.

Hukum dalam Nilai-nilai Amerika 
Perkembangan peradaban barat membuahkan dua sistem perundang-undangan yang berbeda satu sama lain. Bagi sebagian besar eropa barat, hukum modern bersumber pada hukum yang merupakan eksperesi kecermelangan bangsa romawi kuno. Hukum Romawi itu sifatnya jelas, seksama dan dapat dirumuskan dalam perundang-undangan. Perkembangan prinsip-prinsip dan praktek hukum lahir di inggris konsep hukum sebagai sati estitas di atas kekuasaan raja, yang dalam zaman feodal hanya merupakan kepala para baron.sewaktu dinobatkan raja bersumpah akan menaati hukum dan memerintah rakyatnya dengan adil. Dengan sendirinya pendatang-pendatang inggris di dunia baru membawa serta pandangan dan praktek hukum adatnya.
Nilai-nilai Amerika yang berkembang di bidang hukum mencakup sebagai berikut:
1. Konsep “pemerintahan oleh hukum dan bukan oleh manusia”.
2. Konsep hukum sebagai sesuatu yang hidup dan tumbuh terus menikuti perkembangan masyarakat.
3. Hak setiap orang untuyk bebas bergerak ke mana saja dan memilih pekerjaan, kecuali bla ia dinyatakan bersalah melakukan kejahatan. Dan hanya dapat dikenakan hukum umum, yang melarang perbudakan dan kerja paksa.
4. Hak setiap orang untuk mengetahui perkaraa yang dituduhkan negaraa terhadap dirinya, hak diadili secara cepat di muka umum, hak memperoleh saksi dan memperoleh bantuan hukum sehingga menjamin adanya perlindungan hukum yang sama dengan orang lain.
5. Hak seseorang untuk menolak memberikan kesaksian melawan dirinya sendiri.
6. Hak untuk diadili oleh juri yang beranggotakn orang-orang yang sederajat dengan dia apabila pemerintahan amerika serikat menyampaikan tuduhan-tuduhannya.
7. Perlindungan bagi orang-orang supaya”jiawa raganya jangan diancam bahaya sampai dua kali bagi satu pelanggaran yang sama atau, jika ternyata bersalah, jangan sampai mendapatkan hukuman yang kejam atau di luar batas”
8. Pengingkaran terhadap wewenang pemerintah untuk menghukum seseorang melalui perangkat hukum ex post facto yaitu undang-undang yang merumuskan untuk menyatakan bahwa suatu tindakan adalah pelanggaran setelah tindakan tersebut terjadi.
Dalam dasawarsa – dasawarsa pertengahan abad ke-20 rakyat amerika meningkatkan peranan hukum, dengan mengacu hanya pada pemerintahan federal.
Agama dalam nilai-nilai Amerika
Aspek keagamaan dari kebudayaan amerika serikat mengungkapkan tradisi Yahudi-kristiani sebagai unsur pokok dalam peradaban barat. Dari pengalaman keagamaan selama lebih dari 3 abad da dari pengalaman kepercayaan pada rasionalisme humanistik selama lebih dari dua abad muncullah nilai-nilai agama dalam kehidupan amerika yang mengandung konsep-konsep dan tujuan-tujuan berikut:
1. Gagasan bahwa negara tidak mempunyai batas yang sama dengan masyarakat, akan tetapi lembaga-lembaga keagamaan berhak hadir di tengah-tengah masyarakat tanpa ketergantungan kepadaa negara gereja dan negara masing-masing berdiri sendiri-sendiri (pemisahan)
2. Kebebasan untuk mengamini dean menyebar luaskan agama dengan petunjuk suara hari seseorang atau kebebasaan untuk tidak beribadah asalkan kebebasan beribadah ini tidak menjerumuskan ke praktrek-praktek yang merusak harkat masyarakat.
3. Gagasan tentang gereja  sebagai persekutuan orang-orang beriman yang bertanggung jawab atas kelestariannya.
4. Penekanaan pada sesuatu bentuk ntheisme sebagai suatu kerangka untuk menjelaskan makna kehidupan manusia .
5. Gagasan yang diterima secara luas tetapi tidak menyeluruh bahwa norma-norma etika bersumber pada agama.
6. Gagasan bahwa untuk peningkataan persaudaraan antar-manusia di bawah naungan Allah sebagi bapa umat manusia, Gereja-gereja hatus menjangkau setiap suut dunia dengan membawakan cinta kasih allah dan menjalin kerjasama antara semua bangsa 
7. Semua semangat cinta kasih yang sebagian berasal dari tradisi humanistik dan sebagian lagi dari tradisi tahudi-kristiani serta gagasan bahwa perbuatan yang membantu kesejahteraan individu dan masyarakat sudah merupakan religius yang terpuji.
8. Gagasan bahwa negara harus menghormati keyakinaan orang yang karena menuruti suara hatinya tidak mau turut serta dalam kekerasaan perang berdarah, akan tetapi negara dapat memaksa orang seperti itu dalam keadaan darurat supaya melakukan sesuatu tugas khusus yang tidak diwarnai kekerasaan.
Pendidikan dalam nilai-nilai amerika
Tiga faktor dalam sejarah amerika. Feodalisme yang tidak berhasil terbawa ke dunia baru mengakibatkan tiadanya sistem golongan tertutup di amerika.perubahan-perubahan itu terjadi dalam aspek-aspek lain masyarakat amerika yang telah membawa perubahan dalam nilai-nilai sosial.
ilmu pengetahuan dalam nilai-nilai amerika
Peranan utama dari ilmu-ilmu alam dan sosial di amerika serikat dan pengaruhnya terhadap masyarakat amerika menyebabkan adanya desakan yang semakin kuat dari sebagian penduduk yang jumlahnyasemakin membengkak.
Yang mencangkup konsep:
Penghargaan terhadap rasionalitas, Pengertian metodologi ilmu pengetahuan, Menyampaikan hasil penemuannya, Kayakinan akan manusia harus mau menerima
Nilai-nilai dalam ekonomi amerika
Sejak awalnya amerika mengganggap kesejahteraan ekonomi sebagai landasan kesejahteraan individu maupun masyarakat. Pemerintah memikul tanggung jawab untuk menstabilkan ekoomi, mempertahankan kesempatan kerja, dan melindungi pertanian terhadahap harga barang yang terlalu rendah.
Kesenian dalam kehidupan amerika
Kesenian dalam amerika di masa lampau dan masa kini berasal dari tradisi seni peradaban barat. Seni-seni yang berkembang  yaitu drama. Tari-tarian, film, seni lukis, seni patung dan berbagai seni lainnya.
Nilai-nilai dalam hubungan Internasional
Nilai-nilai dalam hubungan internasional mencangkup seperti
1. Prinsip perubahan dalam hubungan antar bangsa
2. Prinsip kedaulatan nasional dibawah hubungan internasional
3. Kepatuhan kepada hukum internasionalpenggunaan keputusan hukum internasioanal
4. Konsep menjaga kerukunan antar-bangsa
5. Konsep mendukung pertukaran budaya

Jumat, 23 Februari 2018

Makalah Penggunaan Media Tiga Dimensi dalam Proses Pembelajaran

Latar belakang
                Belajar merupakan proses penambahan ilmu pengelaman yang terjadi antara siswa dan guru. Proses ini dapat berjalan dengan lancar atau akan mudah diterima siswa apabila proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru tetapi akan lebih mudah bila terdapat media yang membantu proses pembelajaran supaya pembelajaran mudah dicerna oleh siswa. Dengan media sangat membantu dalam proses mengajar, siswa lebih memahami materi yang disampaikan, sehingga besar kemungkinan dengan media pembelajaran akan tercapai dengan efektif dan efisien. Pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran kategori tiga dimensi adalah benda-benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang sebenarnya. Dari segi efektivitas pengajaran, penggunaan benda sebenarnya sebagai media pembelajaran dapat memberikan urunan yang cukup berarti, terutama dari pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung dan kongkrit.
Definisi Media Tiga Dimensi
            Pembelajaran media tiga dimensi adalah  media yang berupa bentuk tiruan suatu benda, replica, miniatur, atau bahkan membawa berupa model sesungguhnya. Dengan membawa media kedalam kelas pembelajaran akan menciptakan suasana yang kondusif, agar pembelajaran dapat berlangsung aktif, kreatif dan efektif. Dalam kaitannya dengan usaha untuk menciptakan suasana yang kondusif, media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Sebab media pendidikan merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan. Adanya media pembelajaran bahkan dapat mempercepat proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien dalam suasana yang kondusif karena dapat membuat pemahaman peserta didik lebih cepat. Dengan adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai media pengajaran. Dengan tersedianya alat pengajaran, guru pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik. Bahkan media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Bila media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara tepat dan proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.
Menurut Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak, dan ide yang abstrak dapat di konkritkan dengan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran. Media pendidikan dapat dijadikan sebagai strategi yang efektif untuk mencapai tujuan belajar dalam kegiatan belajar mengajar. Asalkan pemilihan dan penggunaan media pengajarannya tepat. Sumber : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Deni%20Hardianto,%20M.Pd./Media%20Pendidikan%20Sebagai%20Sarana%20Pembelajaran%20Efektif.pdf). Diakses tanggal 27 Desember 2011.

Tujuan dan Manfaat Media Tiga Dimensi dalam Pembelajaran
            Apa tujan penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran? Media pembelajaran jelas diperlukan. Sebab media pembelajaran ini memiliki peranan yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Kegunaan Media dalam proses belajar mengajar diantaranya;
1.                          Memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau hanya kata lisan),
2.                          Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya ;
~ objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan, gambar, film bingkai, film,            atau model,
~ objek yang kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar,
~ kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, atau foto,
 ~ objek yang terlalu kompleks, dapat disajikan dengan model, diagram atau melalui program computer animasi,
3.                          Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk;
~ menimbulkan motivasi belajar,
~ memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan secara seperti senyatanya,
~ memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

4.                          Dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diantara peserta didik, sementara kurikulum dan materi pelajaran di tentukan sama untuk semua peserta didik, hal ini dapat diatasi dengan media pembelajaran ;
~ memberikan perangsang yang sama
~ mempersamakan pengalaman
~ menimbulkan persepsi yang sama.

Prinsip-prinsip Penggunaan Media Tiga Dimensi
            Menurut Sadiman (1993), merekomendaiskan prinsip-prinsip penggunaan media tiga dimensi sebagai berikut;
1. Tidak ada satu media yang harus digunakan dengan meniadaka yang lain,
2. Sesuaikan kelebihan dan kekurangan media dengan karakteristik bidang studi tertentu,
3. Tidak ada satu mediapun yang dapat sesuai untuk segala macam kegiatan belajar,
4. Menggunakan media yang terlalu banyak secara sekaligus, dapat membingungkan dan merancu suasan pelajaran,
5. Senantiasa melakukan persiapan yang cukup,
6. Media harus merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, bukan sekedar hiasan,
7. Siswa harus dipersiapkan dan dilibatkan secara aktif,
8. Perlu diusahakan penampilan yang positif daripada yang negatif,
9. Media jangan digunakan sekedar sebagai selingan atau hiburan, pengisi waktu, kecuali memang tujuannya demikian,
10. Gunakan media yang dapat melatih perkembangan bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Langkah-langkah Penyusunan Media Tiga Dimensi
1.      Sebelum kita membuat media yang akan kita gunakan, kita harus merumuskan ide atau gagasan yang akan kita buat,
2.      Merumuskan tujuan untuk apa media tersebut dibuat,
3.      Menentukan kerangka isi bahan pelajaran yang akan kita ajarkan melalui media tiga dimensi,
4.      Dalam pembuatan media tiga dimensi kita harusnya meengidentifikasi kebutuhan belajar dan karakteristik siswa yang kita ajar,
5.      Setelah beberapa hal tersebut telah dilaksanakan kemudian kita melaksanaan pembuatan/produksi,
6.      Untuk mempermudah pembuat media tersebut kita perlu membuat gambar rancangan produk yang akan kita buat,
7.      Sebelum kita memaparkan media tersebut ke dalam kelas hendaknya kita perlu melakukan penyuntingan dan richek.
Sumber : Ibrahim, H., m.sc. (2000) Media Pembelajaran. 

Kesimpulan
Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media tiga dimensi ini dapat memudahkan bagi guru / instruktur karena tidak diperlukan keahlian teknik tertentu untuk memperagakannya. Selain itu juga memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalitas. Pembelajaran menggunakan  media tiga dimensi dalam proses belajar mengajar maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan, sehingga besar kemunkinan dengan memperhatikan media pengajaran itu sehingga tujuan pemelajaran akan tercapai dengan efektif dan efisien. Variasi dalam pembelajaran dengan menjadikan lingkungan sebagai media belajar menyenangakan akan mendukung pelajaran yang tidak membosankan bahkan menjadikan belajar semakin efektif.




Daftar pustaka
~ Ibrahim, H., m.sc. (2000) Media Pembelajaran.





Media Pembelajaran (Pengertian, Jenis, Prinsip dan manfaat)

Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
a. Jenis – jenis Media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.
2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4. Televisi
5. Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual.
2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.

b. Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1) Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
2) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
3) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7) Membangkitkan motivasi belajar
8) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
9) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
10) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
11) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

c. Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi
3) Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu:
Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya

Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas.

Makalah Berpikir Positif

BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
            Selama kita hidup, baik secara sadar ataupun tidak, pkiran menjadi segala sesuatu dan kita menjadi pikiran kita. Penampilan luar kita merupakan refleksi dunia dalam diri kita. Kita menjadi apa yang kita pikirkan karena pikiran kita memberikan energy yang mewujudkan sesuatu yang kita ingin kita ciptakan. Dalam kehidupan kita mngenal positif thinking (berpikir positif),  dalam berpikir positif  (positif thinking) menggambarkan suatu sikap atau perilaku yang selalu posotif dalam menyikapi kehidupan ini.
            Berpikir positif membuat perbedaan besar dalam hidup kita. Karena sikap yang baik dimulai dari berpikir positif. Berpikir positif memiliki peran penting dalam pembentukan setiap individu. Kekuatan berpikir positif merupakan unsur terpenting dalam menentukan jenis kehidupan kita. Selanjutnya akan dibahas dalam makalah ini mengenai kajian tentang berpikir positif (positif thinking).
B.Rumusan Masalah
1.      apakah yang dimaksud dengan berpikir positif ( positif thnking) ?
2.      apa manfaat dari berpikir positif (positif thinking)?
3.      apa saja langkah – langkah agar selalu berpikir positif ?
4.      bagaimana cara menerapkan konsep berpikir positif dalam kehidupan?
C.Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan berpikir positif (positif thinking)
2.      Untuk mengetahui manfaat dari berpikir posotif (positif thinking)
3.      Agar kita dapat menerapkan cara berpikir positif dalam kehidupan ini
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Berpikir Positif
Berpikir positif merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu muatan pikiran, penggunaan pikiran, dan pengawasan pikiran (Ubaedy, 2007: 12-19).
1. Muatan Pikiran
Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang positif  atau muatan yang positif. Adapun yang dimaksud dengan muatan positif untuk pikiran adalah berbagai bentuk pemikiran yang menurut Ubaedy (2007: 13), memiliki kriteria: a. benar (tak melanggar nilai-nilai kebenaran), b. baik ( bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan), dan c. bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna).
2. Penggunaan Pikiran
Memasukkan muatan positif pada ruang pikiran merupakan tindakan positif namun tindakan tersebut berada pada tingkatan yang masih rendah jika muatan positif tersebut tidak diwujudkan dalam tindakan nyata. Oleh karena itu isi muatan yang positif tersebut perlu diaktualisasikan ke dalam tindakan agar ada dampak yang ditimbulkan.
3. Pengawasan Pikiran
Dimensi ke tiga dari berpikir positif adalah pengawasan pikiran. Aktivitas ini mencakup usaha untuk mengetahui muatan apa saja yang dimasukkan ke ruang pikiran dan bagaimana pikiran bekerja. Jika diketahui terdapat hal-hal yang negatif ikut masuk ke ruang pikiran maka perlu dilakukan tindakan berupa mengeluarkan hal-hal yang negatif  tersebut dengan menggantinya dengan yang positif. Demikian pula jika ternyata teridentifikasi bahwa  pikiran bekerja tidak semestinya maka dilakukan usaha untuk memperbaiki kelemahan atau kesalahan tersebut.
Positif Thinking yang dalam bahasa pribuminya sama dengan berpikir positif adalah sebuah sikap atau prilaku, serta cara pandang seseorang yang selalu positif dalam mensikapi kehidupan ini.
            Positif Thinking hanyalah modal dasar seseorang dalam kehidupan, karena dengan semakin kompleknya masalah yang kita hadapi apabila hanya berpikir positif saja tidaklah cukup. Selanjutnya setelah berpikir positif kita harus positif Change atau berubah menjadi semakin baik.Dengan bersikap positif (Positif thinking) bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.
Kehidupan dan kebahagiaan seseorang tidaklah bisa diukur dengan ukuran gelar kesarjanaan, kedudukan maupun latar belakang keluarga. Yang dilihat adalah bagaimana cara berpikir orang itu. Memang kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir.
Dengan bersikap positif bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.
Tidak semua orang menerima atau mempercayai pola berpikir positif. Beberapa orang menganggap berpikir positif hanyalah omong kosong, dan sebagian menertawakan orang-orang yang mempercayai dan menerima pola berpikir positif. Diantara orang-orang yang menerima pola berpikir positif, tidak banyak yang mengetahui cara untuk menggunakan cara berpikir ini untuk memperoleh hasil yang efektif. Namun, dapat dilihat pula bahwa semakin banyak orang yang menjadi tertarik pada topik ini, seperti yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah buku, kuliah, dan kursus mengenai berpikir positif. Topik ini memperoleh popularitas dengan cepat.
            Dalam berpikir positif (positif thinking)  melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif(membangun) bagi perkembangan pikiran anda. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan anda. Berpikir Positif diawali dengan sebuah keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan bahwa dirinya mampu. Keyakinan yang mengatakan bahwa diri beliau “bisa”. Jika Anda melihat diri Anda “bisa”, maka Anda akan “bisa”. Jika Anda melihat diri Anda akan menghasilkan, maka Anda akan menghasilkan. Jika Anda tidak bisa melakukan hal seperti ini, maka Anda masih dikuasai oleh pikiran negatif.
Berpikir positif bukan merupakan tujuan melainkan suatu jalan untuk mencapai tujuan. Menjadikan berpikir positif sebagai tujuan memang membawa manfaat tetapi manfaat tersebut belumlah seberapa jika dibandingkan dengan manfaat yang didapat jika berpikir positif dijadikan sebagai suatu jalan.
B.     Manfaat dari berpikir positif (positif thinking)
1. Mengatasi stres : Berpikir positif membantu mengatasi situasi stres, mengabaikan pikiran negatif, mengganti pikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan mengurangi stres. Ketika Anda mengembangkan sikap positif Anda bisa mengontrol hidup Anda dengan baik.
2. Menjadi lebih sehat : Pikiran dapat secara langsung mempengaruhi tubuh dan bagaimana cara bekerjanya. Ketika seseorang mengganti pikiran negatif dengan ketenangan, kepercayaan dan kedamaian, bukannya dengan kebencian, kecemasan, dan kekhawatiran, maka akan merasakan kesejahteraan. Dan ini berarti tidak mengalami gangguan saat tidur, tidak merasakan ketegangan otot, kecemasan, dan kelelahan. Orang-orang yang berpikir negatif lebih muda terkena depresi.
3. Percaya diri : Dengan berpikir positif, maka akan lebih percaya diri dan tidak untuk menciba menjadi orang lain. Jika seseorang tidak percaya diri maka tidak akan pernah mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
4. Bisa mengambil keputusan yang benar : Berpikir positif dapat mencegah memilih keputusan yang salah atau melakukan hal yang bodoh yang kemudian akan disesali. Berpikir positif membuat seseorang memilih keputusan dengan cepat.
5. Meningkatkan fokus : Menggunakan pikiran positif membantu kita lebih fokus saat menghadapi masalah. Jika kita berpikir negatif akan membuang-buang waktu, dan energi kita.
6. Bisa mengatur waktu lebih baik : Dengan meningkatnya fokus serta kemampuan membuat keputusan yang lebih baik, kita akan lebih terorganisir. Ini akan membantu kita mendapatkan lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan orang yang kita cintai.
7. Lebih sukses dalam hidup : Sikap positif tak hanya bisa meningkatkan fokus dan lebih bisa mengatur waktu dengan baik tetapi mengarahkan pada kebahagian dan keberhasilan saat mengubah hidup.
8. Memiliki banyak teman : Ketika berpikir positif, kita akan menarik perhatian orang-orang dan ketika orang-orang tersebut dekat dengan kita mereka akan merasa nyaman.
9. Menjadi pemberani : Ketakutan berasal dari pikiran negatif. Menjadi pemikir positif menghilangkan rasa takut. Keberanian berasal dari kenyataan bahwa kita tetap positif kita akan tahu bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, kita akan dapat menghadapinya.
10. Hidup lebih bahagia:  Percaya diri merupakan suatu fakta bahwa kita bahagia menjadi diri sendiri dan tidak mencoba untuk menjadi orang lain. Jika kita memiliki semangat berpikir positif, kita selalu mengantisipasi hidup bahagia, damai, tawa, kesehatan yang baik dan kesuksesan finansial.

C.    Langkah – langkah agar selalu berpikir positif
1.      Jadilah optimis dan mengharapkan hasil yang baik dalam segala situasi.
2.      Cari alasan untuk tersenyum lebih sering.
3.      Visualisasikan hanya apa yang Anda inginkan terwujud
4.      Libatkan diri Anda dalam kegiatan rekreasi menyenangkan.
5.      Baca dan kutipan yang inspirasional.
6.      Ikuti gaya hidup sehat. Olahraga setidaknya tiga kali seminggu.
7.      Bergaulah dengan orang yang selau berpikir positif.
Belajar berpikir positif dapat kita lakukan dimana-mana, di setiap
langkah kehidupan yang harus kita lalui. Semakin kita mau belajar untuk berpikir positif dan tetap berusaha berpikir positif, maka itu sama artinya kita telah mengembangkan kualitas diri kita tanpa harus kita membuat kesalahan yang tidak perlu kita lakukan.

D.    cara agar seseorang dapat menerapkan konsep berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari
Pada dasarnya, ada sejumlah point yang harus dipelajari :
1 . Belajarlah untuk berpikir kritis, dimana kita harus mempertimbangkan
adanya hal-hal yang membentuk suatu masalah dari berbagai sisi.
Contohnya : dengan tidak mudah menerima adanya informasi atau berita
yang tidak atau belum pasti kebenarannya. Pola berpikir kritis juga kita terapkan terhadap pendapat, tanggapan, atau pandangan orang lain, dimana sikap kritis tersebut bermanfaat untuk memberikan perbandingan apakah alur pemikiran kita sudah benar atau belum.
2. Sebelum bertindak atau mengambil keputusan, berpikirlah terlebih
dahulu. Jangan bertindak atau mengambil keputusan terlebih dahulu, baru
memikirkan kenapa kita bertindak atau membuat keputusan demikian.
3. Bersikaplah terbuka terhadap segenap pendapat atau masukan dari orang
lain. Dalam hal ini, kita harus selalu bersedia dikoreksi orang lain
4. Sebelum mengambil keputusan penting, bersikaplah hati-hati dan buatlah
perhitungan-perhitungan yang sesuai dengan logika atau cara berpikir
dengan nalar yang benar, untuk menghindari keluarnya sebuah keputusan
yang diambil secara gegabah.
5. Perluas wawasan dan asah terus kemampuan analisis kita terhadap
permasalahan yang ada sehingga kita tidak cepat menghadirkan prasangka
atau penilaian buruk pada orang lain atau pada situasi yang memerlukan
penilaian tepat dan benar.
6. Biasakan melakukan kegiatan check dan recheck untuk setiap informasi
yang kita ragukan kebenarannya.
7. Selalu menanamkan pikiran optimis dalam benak pikiran kita.
8. Berusahalah untuk tidak mempersulit orang lain, namun ajari orang lain
untuk dapat berpikir dengan cara-cara yang benar dalam mengambil
keputusan.
9. Selalu bersikap tenang pada saat ingin mengambil keputusan.
10. Sebelum mengambil keputusan, pertimbangkan segala sesuatunya dengan
seksama
11. Jangan kita selalu menganggap benar terhadap segala sesuatu yang kita
sukai, dan cepat menolak untuk setiap pendapat, saran, atau tanggapan
yang diberikan orang lain.
12.  Bersikaplah jujur pada diri sendiri, dengan belajar dari kesalahan,
mengakui adanya kekurangan serta kelebihan dalam diri kita, dan tidak
mudah terpancing oleh hal-hal praktis namun sesungguhnya kepraktisan
itu bukanlah konsep berpikir yang benar. Apabila semuanya itu bisa kita lakukan atau terapkan, maka kita telah melatih diri kita untuk selalu berpikir positif untuk setiap peristiwa yang harus kita hadapi dalam hidup ini, meskipun mood kita sedang tidak baik.
E.       Berpikir Positif Merupakan Jalan
Berpikir positif bukan merupakan tujuan melainkan suatu jalan untuk mencapai tujuan. Menjadikan berpikir positif sebagai tujuan memang membawa manfaat tetapi manfaat tersebut belumlah seberapa jika dibandingkan dengan manfaat yang didapat jika berpikir positif dijadikan sebagai suatu jalan.
Orang yang menjadikan berpikir positif sebagai jalan untuk mencapai tujuan menurut Ubaedy (2008: 27) memiliki karakteristik : 1. Bahagia dengan dirinya / bisa menciptakan kebahagiaan di dalam dirinya. 2. Punya kesimpulan positif terhadap dirinya. 3. Punya kepercayaan yang bagus terhadap kemampuannya. 4. Bisa menjalin hubungan positif dengan orang lain. 5. Bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan kenyataan, baik yang OK maupun yang tidak OK. 6. Langkahnya dinamis. 7. Prestasi hidupnya. Terus bertambah membaik.
Jika berpikir positif merupakan jalan untuk mencapai tujuan, apakah tujuan dari aktivitas tersebut?  Atas dasar manfaat yang diperoleh dari kebiasaan berpikir positif dan mencermati apa yang dideskripsikan oleh Ubaedy berkenaan dengan karakteristik orang yang menjadikan berpikir positif sebagai jalan untuk mencapai tujuan, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir berpikir  positif adalah kehidupan yang  positif. Itulah sebabnya maka Timotheus mengartikan berpikir  positif sebagai salah satu cara, wahana, kendaraan yang akan membawa manusia mencapai target atau tujuan akhir, yaitu kehidupan yang positif atau positive living.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berfikir positif merupakan hal yang penting bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Untuk menghadapi suatu permasalahan dalam hidup,bisa melihat diri dalam berbagai aspek khususnya dalam memecahkan permasalahan, namun berfikir positif juga perlu bahkan harus di dukung dengan usaha untuk berubah menjadi lebih baik.
Untuk  berfikir positif memerlukan langkah-langkah yang harus dilakukan dimana hal ini menjadi faktor pendukung  demi terciptanya seorang yang menjiwai  hal tersebut. Namun inilah hal yang perlu kita perhatikan sebagai berikut. Jadilah optimis,usahakan lebih sering tersenyum,libatkan diri anda dengan suasana yang menyenangkan
Berfikir positif bukan suatu tujuan melainkan suatu jalan untuk mencpai manfaat yang diantaranya,mengatasi stress,menjadi lebih sehat,percaya diri,bisa mengambil keputusan,bisa meningkatkan konsentrasi,bisa mengatur dengan baik,lebih sukses dalam hidup,memiliki banyak teman,menjadi pembrani dan hidup lebih baik.
SARAN
Untuk menghadapi atau  menyelesaikan suatu permasalahan sebaiknya dengan cara berfikir positif karena hal itu   merupakan cara yang dapat mempermudah baik cara pandang atupun pemecahan masalah. Dimana hal ini banyak  memberikan manfaat dari berbagai aspek diantaranya adalah dapat merasa percaya diri, menjadi pemberani, bisa meningkatkan konsentrasi dan tentunya biasa lebih baik dan sukses.
DAFTAR PUSTAKA
All About Living with Life. 2009. “11 Benefits of Positive Thinking”. Tersedia pada: http://www.allaboutlivingwithlife.blogspot. com/ 2009/07/11-benefit-of-positive thingking.html
Heartsill, W. 2008. The Miracle of Positivr Thinking (Mukjizat Berpikir Positif). Yogyakarta: Quills.
Timotheus, Yunus. Seandainya Semua Orang Berpikir Positif. (Buku Saku, tanpa keterangan tentang penerbit)
Ubaedy, An. 2008. Kedahsyatan Berpikir Positif. Depok: PT Visi Gagas Komunika.