Cari Disini

Rabu, 26 Desember 2018

RESENSI BUKU API SEJARAH 1

API SEJARAH 1
Judul buku : Api Sejarah 1
Penulis : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit : Salamadani (Suryadinasti)
Cetakan : 2009
Tebal buku : 584 halaman

RESENSI BUKU API SEJARAH 1Ahmad Mansur Suryanegara menceritakan bahwa Islam punya peran yang penting bahkan sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Buku ini berusaha menjelaskan bahwa islam itu
mempunyai peran utama atau peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Dari buku Api Sejarah 1 ini saya menyimpulkan banyaknya fakta yang diungkapkan oleh Ahmad
Mansyur yang tidak saya dapatkan selama Pelajaran Sejarah SMP dan SMA. Perbedaannya
terdapat pada Islamisasi yang sengaja dilakukan oleh beberapa orang Belanda. Yang dimana tujuannya agar kita dibutakan oleh sejarah kita sendiri, sejarah yang tidak seharusnya sampai pada telinga kita. Pada buku Api Sejarah 1 ini banyak diangkat cerita perjuangan umat islam dan perannya yang besar dalam usaha meraih kemerdekaan Indonesia. Peran para ulama, juga pesantren dan santrinya. Peran dari banyak beberapa pergerakan islam di Indonesia yang masih terdengar asing dalam pengetahuan sejarah masyarakat Indonesia. Sejarah memang tidak dapat kita ketahui dengan pasti dan runtut, beberapa ahli sejarawan menuliskan sejarah yang mereka ketahui dengan versi berbeda-beda namun intinya sama, atau menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan maksud yang sama. Kita boleh tidak percaya pada sejarah bilamana tidak terdapat bukti yang nyata atau real. Saya menganalisis dalam Buku Api Sejarah 1 bahwa sejarah muslim di indonesia yang mana sudah dibela dan diperjuangkan oleh para ulama-ulama beserta santrinya dalam memerdekakan nusantara indonesia yang besar pengorbanannya akan tetapi kurang nya postingan dan penyebaran pengetahuan tentang peranan ulama dan santri dalam sejarah dari generasi kegenerasi
yang yang tidak diketahui karnanya kurangnya peranan terknologi dalam penyebarannya yang mana penghapusan sejarah dengan tujuan untuk menghilangkan jati diri seorang bangsa yang berakibat pada generasi selanjutnya yang tidak tahu jati dirinya dan membela kaum orang-orang penjajah, itulah salah satu tujuan sang pengarang Ahmad Mansur.

Kelebihan buku Api Sejarah 1 dengan tebal 584 halaman ini sangat antusias dalam menceritakan kisah peristiwa sejarah indonesia. Apa yang diceritakan dalam buku Api Sejarah 1 ini punya keistimewaan tersendiri dibanding buku-buku sejarah indonesia lainnya, yang mampu membuat pembacanya ingin mengetahui atau menelaah lebih jauh. Pembabakan waktunya juga ditulis secara urut sehingga lebih mudah dipahami. Disamping kelebihan pastinya ada kekurangan. 

Kekurangan pada buku Api Sejarah 1 ini referensi yang digunakan dalam argumentasinya memaksa kita untuk berpikir dua kali untuk membantahnya. Dalam hal penulisan juga beberapa ditemukan kesalahan per kata.

RESENSI BUKU Dewi Sartika

Judul Buku: Dewi Sartika
Penulis: Rochiati Wiriaatmadja
Penerbit:  Depdikbud Proyek Pembinaan Sekolah Dasar
Cetakan: 1985
Jumlah hal.:  vi + 128 halaman

RESENSI BUKU Dewi Sartika
Diceritakan mengenai skandal politik keluarga Dewi Sartika. Dewi Sartika merupakan keturunan menak atau priyayi. Dari garis keturunan ibunya, ia adalah cucu dari Dalem Bintang, yakni Bupati Bandung pada tahun 1846-1874. Namun ayahnya, Raden Somaganara, yang sempat menjabat menjadi Patih Bandung bersama dengan kakek Dewi Sartika, R.Demang Soeriadiprdja menyusun sebuah penentangan terhadap terpilihnya RA Martanegara sebagai Bupati Bandung menggantikan Raden Adipati Kusumadilaga. Kejadian ini dikenal dengan Peristiwa Dinamit Bandung. Peristiwa ini terjadi pada 17 dan 20 Juli 1893. Akhirnya karena hal ini, Somanagara diasingkan ke Ternate dan kakek Dewi Sartika diasingkan ke Pontianak.

Saat ayahnya diasingkan, ibu Dewi Sartika turut serta ke Ternate. Dewi Sartika dan saudara-saudaranya dititipkan terpisah-pisah ke kerabat mereka. Dewi Sartika dititipkan pada pamannya, Raden Demang Suriakarta Adiningrat, kakak dari ibu Dewi Sartika. Pamannya adalah Patih Afdeling Cicalengka. Dewi Sartika tnggal disana sampai ia berusia 18 tahun. Kehidupannya di Cicalengka cukup berat. Ia adalah anak seorang buangan politik. Keluarganya sangat berhati-hati saat berinteraksi dengannya karena takut dicap sebagai pemberontak. Ia juga tidak bisa diperlakukan dengan seenaknya seperti rakyat biasa karena Dewi Sartika dari garis keturanannya adalah seorang menak. Ini menjadi dilema tersendiri. Kondisi ini yang kemudian menempa karakter Dewi Sartika. Bahkan diceritakan bahwa ia dengan kepandaiannya karena sempat bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) meski hanya sampai kelas 2, mengajarkan baca-tulis dan sedikit bahasa Belanda kepada anak-anak abdi dalam yang ada di lingkungan keluarga pamannya. Dan akhirnya setelah ibunya kembali dari Ternate ke Bandung karena kematian ayahnya di pengasingan, Dewi Sartika pun membuka sebuah sekolah di halaman belakang rumah ibunya.

Di Bab III buku ini sempat disinggung kondisi pendidikan anak perempuan di Indonesia yakni dimana pelajaran baca-tulis tidak dianggap cuku penting. Perempuan Indonesia diajar dan diharapkan untuk tahu tugas-tugasnya dalam mengelola rumah tangga, menerapkan tata krama, dan cara melakukan perjamuan. Akhirnya Dewi Sartika berinisiatif membuat sekolah yang mengajarkan baca-tulis dan keterampilan agar perempuan pribumi bisa lebih mandiri dan tidak benar-benar tergantung pada kaum laki-laki seperti ayah, suami atau kakak laki-lakinya.

Dalam bab IV diceritakan tentang perjuangan Dewi Sartika merintis Sakola Istri yang kemudian berubah nama menjadi Sakola Keutamaan Istri  dan kemudian menjadi Sekolah Raden Dewi. Banyak tantangan yang dihadapi Dewi Sartika. Mulai dari kecurigaan orang atas apa yang sedang ia lakukan, mengingat latar belakang keluarganya yang memiliki skandal sebagai orang-orang yang menentang kepemimpinan Martanegara yang saat itu masih menjabat sebagai Bupati; ada pula sikap antipati yang diterimanya dari kaum Menak yang menganggap Dewi Sartika tidak menghormati adat karena bersedia mengajari anak-anak perempuan dari berbagai kalangan, tidak dari kaum menak saja; hingga dia harus menelan harga diri dan menemui RA Martanegara untuk memperoleh dukungan agar sekolahnya bisa tetap berdiri. Perjuangan ini juga menunjukkan keteguhan hati seorang Dewi Sartika. Ia tidak hanya berbicara tentang pendidikan kaum perempuan, tapi melakukan perlawanan atas keberadaan kasta-kasta dalam masyarakat tempatnya hidup. Ia menentang feodalisme tidak hanya oleh penjajah mereka yang berbeda bangsa namun jaga kolonialisme yang dilakukan olah orang-orang sebangsanya sendiri terhadap yang lain.

Selain itu diceritakan tentang pilihan Dewi Sartika untuk menikah dengan R Agah Soeriawinata yang kerap disapa Raden Agah. Raden Agah adalah seorang duda. Dan tidak lazim saat itu perempuan menikah yang masih gadis menikah dengan lelaki seorang duda. Selain itu, Dewi Sartika juga sangat prihatin dengan masalah pelacuran, dan baginya untuk menghentikan pelacuran maka ia harus mendidik perempuan pribum untuk bisa mandiri. Caranya? Dengan mengajarkan mereka keterampilan yang bisa menghasilkan produk sehingga bisa menjadi sarana untuk memperoleh penghidupan. Inilah yang membuat ia semakin yakin untuk melanjutkan perjuangannya.

Dalam bab VI kita akan menemukan bahwa banyak juga cerita sedih yang mewarnai kehidupan Dewi Sartika. Saat 25 Juli 1939, Raden Agah meninggal secara mendadak. Kemudian pada saat kedatangan Jepang yang menggantikan Belanda menjajah Indonesia, Sekolah Raden Dewi diubah menjadi Sekolah Gadis No.29. Dewi Sartika menolak mengajar di sekolah itu. Setelah itu pada tahun 1946, Dewi Sartika mengungsi ke Garut saat terjadinya Bandung Lautan Api. Dan sejak saat itu ia tidak lagi kembali ke Bandung. Dewi Sartika menghembuskan nafas terakhir di kota Cineam pada 11 September 1947 karena sakit yang dideritanya.

RESENSI NOVEL "DAN PERANG PUN USAI"

RESENSI NOVEL "DAN PERANG PUN USAI"Resensi Novel Sejarah:

Judul : DAN PERANG PUN USAI
Karya : Ismail Marahimin
Tahun : Cetakan Keenam, 2005
Penerbit : Pustaka Jaya
Tebal : 244 Halaman
Bahasa : Indonesia
Kulit Muka : Soft Cover
Dimensi : 14,5 x 21cm

Sinopsis Novel :

Dan Perang pun Usai adalah roman mutakhir Indonesia yang bernilai sastra tinggi. Roman ini adalah salah satu karya dari Ismail Marahimin. Roman ini mendapat hadiah kedua dalam sayembara mengarang roman oleh Dewan Kesenian di Jakarta pada tahun 1977. Dan tahun 1984 mendapat hadiah sastra The Pegasus Prize for Literature yang disponsori pihak perusahaan mobil Amerika. Yakni, mobil Oil Corporation bagi suatu karya sastra bangsa yang bernilai tinggi untuk diperkenalkan ke seluruh dunia.

Roman ini diterbitkan pertama kalinya pada tahun 1982 oleh Penerbit Sinar Harapan.
Tema cerita: Perjuangan dan Revolusi.
Setting Cerita: Teratak Buluh, di daerah Sumatera.

Tokoh-tokoh dan watak:
Gentaro Ose: seorang Kepala Kamp tawanan milik Jepang yang memiliki sifat cukup baik.
Sersan Kiguchi: Dia ialah Wakil Kepala Kamp Tawanan yang memiliki sikap yang bengis kepada para tawanan.
Kliwon: pemuda bangsa Indonesia, bekas Romusha. Dia memiliki sikap rela berkorban dan pantang menyerah.
Wimpie: seorang tawanan bangsa Belanda yang selalu ingin melarikan diri dari kamp tawanan Jepang.
Lena: Anak haji Zen. Dia adalah kekasih Kliwon yang punya misi sama dengan Kliwon.
Van Roscott: seorang tawanan bangsa Belanda. Dia juga seorang pastor.
Haji Zen: tokoh masyarakat Teratak Buluh. Beliau memiliki semangat juang yang tinggi dan rela berkorban.
Pak Tua Hasan: orang pribumi yang ikut membantu pelarian para tawanan.

Ringkasan Cerita:
Dengan hati-hati beberapa tawanan yang berada di Kamp Tawanan, Teratak Buluh milik Jepang merencanakan akan melarikan diri. Namun, rencana pelarian tersebut pertama kali diajukan oleh Wimpie, seorang tawanan dari bangsa Belanda. Hal itu belum mendapat kesepakatan oleh semua tawanan yang berada dalam kamp.

Di antara para tawanan, waktu itu terjadi beda pendapat antara yang pro Wimpie atau setuju hendak kabur dengan kontra pimpinan pastor Van Roscott yang punya firasat bahwa perang segera berakhir. Akibatnya, dalam kamp tersebut di antara para tawanan yang terdiri dari 31 orang Belanda dan 1 orang pribumi bekas romusha yang bernama Kliwon sering terjadi ketegangan-ketegangan.

Letnan Gentaro Ose sebagai pimpinan kamp yang mengepalai sepuluh orang prajurit Jepangnya itu, tidak tahu menahuakan rencana para tawanan Belanda itu.Dari wakilnya, Sersan Kiguchi, dia hanya mendapat laporan-laporan bahwa diantara para tawanan terjadi ketegangan-ketegangan. Namun, penyebab-penyebab ketegangan-ketegangan itu adalah ia sendiri. Dia hanya menduga-duga bahwa pasti akan terjadi dalam Kamp Tawanan, nantinya.

Pihak-pihak yang pro atau kabur itu, kemudian menyusun rencana pelarian itu dengan penuh rinci. Jalan-jalan yang akan dilewati nantinya ditentukan oleh Kliwon. Kliwon sendiri tidak mempunyai hasrat untuk melarikan diri, namun karena aibnya banyak diketahui oleh Wimpie seperti perbuatan maksiatnya dengan anak Haji Zen, yaitu Lena serta perbuatan aib lainnya maka terpaksa dia harus menyetujui rencana Wimpie. Dia takut Wimpie akan menyebarluaskan semuanya itu ke semua orang. Dan kalau itu dilakukan oleh Wimpie, pasti Haji Zen akan marah padanya dan pasti akan malu besar dia terhadap Haji Zen.

Dalam rencana itu, haji Zen bertindak sebagai pembantu menyiapkan persediaan makanan dan segala kebutuhan pelarian yang dibutuhkan. Sedangkan Pak Tua Hasan akan dijadikan sebagai penunjuk jalan untuk menuju sebuah desa terasing, tempat nantinya mereka sembunyi. Akibat kekalahan Jepang di daerah Asia-Pasifik, para komandan Jepang yang berada di Sumatera dipanggil ke Kota Pekanbaru guna mendapat pengarahan dari pusat perhubungan dengan Gentaro Ose, maka pimpinan sementara Kamp Tawanan Teratak diserahkan kepada wakilnya, yakni Sersan Kiguchi.

Di bawah kepemimpinannya, para tawanan dalam kamp tersebut mendapat siksaan yang cukup berat. Mereka diharuskan kerja siang malam. Bagi siapa saja yang melanggar perintahnya, tidak saja dihukum bekerja berat tapi juga disiksa secara fisik dengan pukulan dan tendangan dari prajurit-prajurit Jepang atas perintah Sersan Kiguchi. Kliwon menyaksikan semuanya. Malah ketika dia hendak memasuki kamp sewaktu akan pulang dan kencannya dengan Lena, Kliwon tidak jadi pulang dari kamp. Dia tidur di atas rel kereta api. Hampir saja, Kliwon mati dilindas kereta api paginya, untung saja itu tidak terjadi.

Sementara itu, Letnan Ose menerima pengarahan dari pusat yakni dari Kaisar Jepang bahwa Jepang telah kalah dan menyerah terhadap Sekutu maka seluruh komando diperingatkan agar menjaga tawanan dengan baik sambil menunggu kedatangan tentara Sekutu yang akan menyelesaikan semuanya di Indonesia.

Tiba di Kamp Tawanan Teratak Buluh, Letnan Ose langsung mengumpulkan para prajurit Jepang di halaman Kamp guna menyampaikan pesan dari Kaisar. Rupanya, para tawanan menerjemahkan dengan versi lain. Mereka menganggap bahwa kedatangan prajurit Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Gentaro Ose tersebut adalah suatu pengarahan pembantaian terhadap para tawanan.

Karena berpikiran begitu, ketika para prajurit Jepang datang, para tawanan itupun melakukan rencana pelarian mereka. Rombongan pelarian itu bertambah satu orang lagi, yakni Lena yang memaksa ikut bersama Kliwon kekasihnya itu. Walaupun sudah diberi nasihat oleh Pak Tua Hasan, namun Lena tetap bertekad ikut. Hal ini dia lakukan, sebab dia tidak rela Kliwon meninggalkannya, padahal Kliwon sudah sering menidurinya. Dia pun tidak mau menikah dengan pemuda lain yang belum dikenalnya dan tidak dicintainya.

Sebelum rombongan ini tiba di tempat tujuan yaitu desa terasing yang telah dijanjikan oleh Kliwon. Namun, rombongan itu berhasil ditemukan oleh prajurit-prajurit Jepang. Dengan segala upaya, para tawanan itu berusaha meloloskan diri dari kepungan prajurit-prajurit Jepang yang dipimpin oleh Letnan Ose dan Sersan Kiguchi. Sayang, nasib sial menimpa Pastor Van Schott, Kliwon dan Lena. Ketiganya tak berhasil meloloskan diri dari kepungan sedangkan tawanan lainnya berhasil meloloskan diri. Ketiga orang ini mati ditembak oleh terpaan peluru-peluru senapan yang dimuntahkan dari sepuluh senapan prajurit Jepang atas komando Letnan Gentaro Ose.

Para tawanan yang telah bebas, kini bisa berbahagia dan bersyukur. Mereka tidak lagi disiksa dan ditindas oleh penjajah. Karena, Indonesia telah menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat tak lama setelah Jepang menyerah kepada Sekutu. 


Kelebihan : Ceritanya menarik, mudah dipahami oleh pembaca dan mengandung pelajaran yang disampaikan oleh si penulis untuk si pembaca

Kekurangan : Novel sudah mulai jarang ditemui.

5 Game offline terbaik untuk smartphone android

Game merupakan tempat untuk meluangkan waktu, namun untuk saat ini dengan adanya olahraga E-Sport Game sekarang merupakan kegiatan yang dapat kita seriusi. Dari berbagai banyaknya game android terdapat dua tipe game yaitu yang online dan yang offline. Kali ini kita akan membahas game android offline.

1. Ultimate Car Driving Simulator
Game Ultimate Car Driving Simulator merupakan game simulasi mengemudi dengan grafis yang cukup baik dengan kapasitas yang sedikit. Game ini memadukan permainan racing dan open world. Kalian bias mengekpolrasi semua challenge yang ada. 

2. Major Mayhem 2
Game Major Mayhem 2 merupakan game action dimana kalian akan menjadi seorang tentara pemberani yang akan menghancurkan musuh dan mengalahkan kekuatan jahat serta menyelamatkan dunia. Game ini menyediakan 50 level yang dapat diselesaikan. Selain itu, game ini juga menyajikan grafik yang lumayan bagus dan colorful. 

3. Dawn Break – Night Witch
Sebuah game RPG dimana pengguna game akan diajak berpetualang dengan mengalahkan berbagai monster dan bos-bos yang kuat . Game ini menyediakan berbagai hero dengan skill berbeda dengan berbagai level. Selain itu, pengguna game juga dapat mengupdate dan mengupgrade equipment. 

4. Monster Hunter Series 
Senuah Game yang sudah tidak asing bagi para gamers ini sekarang sudah bias dimainkan dengan menggunakan smartphone. Dalam game ini kalian akan diajak menjelajahi berbagai lokasi di dunia fantasy yang terdapat berbagai monster. Game ini juga terdapat berbagai fitur yang menarik. 

5. Dream League Soccer
Game bertema sepakbola ini merupakan game yang dapat dimainkan secara online maupun offline. Dalam game ini pengguna game diajak untuk membangun tim terkuat dengan cara mengalahkan tim – tim lain dari berbagai divisi liga. Game ini juga mengharuskan untuk pengguna game melakukan upgrade kekuatan atau kemampuan pemainnya, atau juga dapat membeli pemain secara instan.