Cari Disini

Senin, 26 Maret 2018

MAKALAH Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Anak-Anak



Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Anak-Anak
Mata kuliah
Perkembangan individu
Dosen Pengampu: Sunawan,S.Pd.,M.Si

Disusun Oleh :
Aji Kusuma Wardhani            301411032
Nusriana Bayu Pinasih            1301411052        
Nurlaeli Indah Safitri              1301411086
Cempaka Putri Melati             1301411098
                            

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011



Masa Perkembangan Kanak-kanak Awal: Fisik dan Kognitif
           
Perkembangan Fisik
            Perkembangan fisik dipengaruhi oleh lemak tubuh,faktor keturunan, keadaan ibunya saat mengandung anak tersebut, faktor bawaan (masalah-masalah genetis atau pranatal), kekurangan gizi,infeksi kronis dan juga efek dari suatu lingkungan yang kurang sentuhan emosional.
Perkembangan otak
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa awal anak-anak ialah perkembangan otak dan system saraf yang berkelanjutan. Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat daripada bagian tubuh lain manapun. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertumbuhan jumlah dan ukuran urat syaraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Beberapa pertambahan ukuran oak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, suatu proses di mana sel-sel urat syaraf ditututp dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini memiliki dampak meningkatkan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat syaraf. Beberapa penganut developmentalisme percaya bahwa myelination penting di dalam pematangan sejumlah kemampuan anak-anak. Bertambah matangnya otak, dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk mengalami suatu dunia yang makin luas, menyumbang besar bagi lahirnya kemampuan-kemampuan kognitif anak.
Perkembangan motorik
·         Keterampilan motorik kasar
Pada usia 3 tahun, anak-anak, masih suka akan gerakan sederhana ,hanya demi kegiatan itu sendiri.Pada usia tahun, anak anak masi suka jenis gerakan yang sama, tetapi mereka lebih berani mengambil resiko. Pada usia 5 tahun, anak anak bahkan leih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. kesimpulannya. mereka sangat: sangat aktif. Karna tingkat aktifitas dan perkembangan otot besar mereka, khususnya di lengan dan kaki, anak-anak pra sekolah perlu olah raga sehari hari
·         Keterampilan motorik halus
Pada usia 3 tahun, kemampuan anak-anak masi timbul dari kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi kebih cepat. Pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak bersama dibawah komando yang lebih baik dari mata.

·         Kekidalan
Selama berabad-abad orang-orang kidal menderita diskriminasi yang tidak adil di dunia yang dirancang bagi orang yang menggunakan tangan kanan. Beberapa anak masih dicemooh karena menggunakan tangan kirinya, walaupun banyak orang kidal telah meraih sukses. Kapankah pilihan tangan berkembang? Orang-orang dewasa biasanya memperhatikan pilihan tangan seorang anak selama awal masa anak-anak, tetapi para peniliti menemukan kecenderungan kekidalan muncul pada masa-masa bayi. Banyak anak-anak prasekolah, walaupun menggunakan kedua tangannya dengan pilihan tangan yang jelas, tidak benar-benar dapat membedakannya hingga pada perkembangan kemudian.
Gizi
·         Kebutuhan energi
Kebiasaan memberi makan dan makan ialah aspek-aspek perkembangan yang penting selama masa awal anak-anak. Seorang anak prasekolah rata-rata membutuhkan 1.700 kalori per hari. Kebutuhan energi bagi anak-anak secara individual ditentukan oleh basal metabolism rate (BMR), yaitu jumlah energi minimum yang digunakan oleh seseorang dalam keadaan istirahat. Perbedaan-perbedaan dalam aktivitas fisik, metabolisme basal, dan efisiensi penggunaan energi anak merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi individual anak.
·         Perilaku makan
Perilaku makanan yang buruk dan tidak teratur dpat menjadi masalah yang serius pada masa awal anak-anak. Kehidupan anak harus terpusat pada aktivitas,bukan pada makanan (Javernik, 1998)

Perkembangan kognitif: Piaget
Perkembangan Kognitif pada Masa Awal Anak-anak
Dunia kognitif anak prasekolahialah kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Cakupan bahasa kita tentang perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak berfokus pada pemikiran praoperasional Piaget, pemrosesan informasi, perkembangan bahasa, teori perkembangan Vygotsky, dan pendidikan masa awal anak-anak.
Tahap Pemikiran Praoperasional Piaget
Selama tahap perkembangan sensorimotorik Piaget, bayi mengembangan kemampuan untuk mengorganisasaikan dan mengkoordinasikan sensasi dan persepsi dengan gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Karena tahap pemikiran ini disebut praoperasional tampaknya tidak akan banyak peristiwa penting terjadi hingga pemikiran operasional penuh muncul. Tahap praoperasional terentang dari kira-kira usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap inilah konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk. Pemikiran praoperasional tidak lain dari masa tunggu yang longgar bagi pemikiran operasional konkret, walaupun label praoperasional menekankan bahwa anak pada tahap ini belum berpikir secara operasional. Operasi (operations) ialah perangkat tindakan terinternalisasi yang memungkinkan anak malakukan secara mental apa yang telah dilakukan secara fisik dan sebelumnya. Pemikiran praoperasional ialah awal kemampuan untuk merekonstruksi pada tingkat pemikiran apa yang telah dilakukan dalam perilaku. Pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua subtahap : subtahap fungsi simbolis dan subtahap pemikiran intuitif.
Subtahap fungsi simbolis
Subtahap fungsi simbolis (simbolic function substage) ialah subtahap pertama pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara usia 2 hingga 4 tahun. Pada subtahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada.
Egosentrisme (Egocentrism) adalah suatu ciri pemikiran praoperasional yang menonjol. Egosentrisme ialah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif dengan perspektif orang lain. Contoh percakapan telefon anak yang berusia 4 tahun, dirumah, dengan ayahnya, dikantor, menunjukkan tipe pemikiran egosentris anaknya. Respon anaknya bersifat egosentris dalam arti ia tidak dapat melihat perspektif ayahnya sebelum menjawab. Pemikir yang bukan egosentris seharusnya akan menjawab secara verbal.
Animisme (animism) bentuk lain pemikiran praoperasional, ialah keyakinan bahwa objek yang tidak bergerak memiliki kualitas “semacam kehidupan” dan dapat bertindak. Anak kecil yang menggunakan animisme sulit membedakan kejadian-kejadian yang tepat bagi penggunaan perspektif manusia dan bukan manusia. Namun, sebagian ahli perkembangan percaya bahwa animisme merupakan pengetahuan dan pemahaman yang tidak lengkap, bukan suatu konsepsi umum tentang dunia (Dolgin & Behrend, 1984).

Pemrosesan informasi
Dua keterbatasan dalm pemikiran anak-anak pra sekolah ialah dalam hal dan ingatan, yakni dua bidang yang penting yang terlibat dalam anak kecil memroses informasi. Kemajuan pada kedua bidang itu dicapai selama masa awal anak-anak.
·         Memori (Ingatan)
Ingatan ialah suatu proses sentral dalam perkembangan kognitif anak; ingatan meliputi penyimpanan informasi terus menerus. Diantara pertanyaan yang menarik perhatian tentang ingatan pada tahun-tahun prasekolah ialah yang mencakup ingatan jangka pendek.
Dalam ingatan jangka pendek (short-term memory), individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Salah satu metode pengukuran ingatan jangka pendek ialah tugas rentang ingatan. Penelitian yang menggunakan tugas rentang ingatan menunjukan bahwa ingatan jangka pendek meningkat selama masa awal anak-anak.Kecepatan dan efisiensi pemrosesan informasi adalah penting juga, khususnya kecepatan dimana item-item ingatan bisa diidentifikasi. Penjelasan tentang kecepatan-pemrosesan menegaskan suatu hal penting dalam pespektif pemrosesan informasi. Maksudnya adalah kecepatan seorang anak dalam memproses informasi merupakan suatu aspek penting dari kemampuan kognitif anak.
·         Analisis tugas
Tekanan penting lainnya di dalam perspektif pemrosesan informasi ialah mengidentifikasi komponen-komponen tugas yang akan dilaksanakan oleh anak. Dengan menyederhananakan masalah dan membuat dimensi-dimensinya lebih mudah dipahami oleh anak-anak kecil, para peneliti mendemonstrasikan bahwa anak-anak prasekolah dapat bernalar tentang silogisme.
·         Teori pikiran anak
Anak-anak kecil sangat ingin tahu tentang pikiran manusia. Pada usia 3 tahun, mereka mengalihkan beberapa pikirannya ke dalam dan memahami bahwa meraka dan orang lain memiliki keaadan mental internal (Flavell, Miller, & Miller, 1993). Mulai sekitar umur 3 tahun, anak-anak juga menunjukan suatu pemahaman bahwa keinginan-keinginan internal seseorang dapat berkaitan dengan tindakan-tindakan seseorang (Wellman, 1990; Wellman & Gelman, 1992). Anak-anak berusia muda juga tahu bahwa mereka tidak dapat secara fisik menyentuh pemikiran-pemikiran, yakin bahwa seseorang harus melihat dulu suatu benda baru dapat mengenalnya, dan memahami bahwa gambaran mental mereka akan suatu obyek merupakan sesuatu yang ada di dunia (Wellman, 1990)
Perkembangan Bahasa
Pemahaman anak-anak berusia muda kadang-kadang melampaui kemampuan bicara mereka. Banyak keganjilan bahasa anak kecil terdengar seperti kesalahan di telinga orang dewasa. Namun, dari sudut pandang anak kecil, mereka tidak salah. Mereka menggunakan cara anak kecil dalam merasakan dan memahami dunia mereka pada masa perkembangannya.
Ø  Elaborasi Tahap-tahap Brown
Brown (1973, 1986  yakin bahwa panjang rata-rata pengucapan (mean length of utterance, MLU) merupakan indeks yang baik untuk melihat kematangan bahasa seorang anak. Ia mengidentifikasikan lima tahap perkembangan bahasa seorang anak berdasarkan MLU. Spek-aspek lain dari tahap itu meliputi rentang usia, karakteristik, dan kalimat khas.
a)      Pada tahap 1, berlangsung sejak usia 12 hingga 26 bulan, MLU-nya ialah 1,00 hingga 2,00.
b)      Pada tahap 2, berlangsung sejak usi 27 hingga 30 bulan, MLU-nya ialah 2,00 hingga 2,50.
c)      Pada tahap 3, berlangsung sejak usia 31 hingga 34 bulan, MLU-nya ialah 2,50 hingga 3,00.
d)     Pada tahap 4, berlangsung sejak usia 35 hingga0 bulan, MLU-nya ialah 3,00 hingga 3,75
e)      Pada tahap 5, berlangsung sejak usia 41 hinga46 bulan, MLU-nya ialah 3,75 hingga 4,50.
Ø  Sistem Aturan
Bahasa terdiri dari sistem aturan seperti morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Ketika anak brgerak melampaui pengucapan dua kata, ada bukti yang kuat bahwa mereka mengetahuui aturan-aturan morfologi. Beberapa bukti terbaik perubahan dalam penggunaan aturan-aturan morfologis pada anak-anak terjadi dlam generalisasi aturan yang a an. Pada anak-anak prasekolah dan anak-anak kelas satu, mereka mendemonstrasikan pengetahuan pengetahuan mereka tentang pengetahuan-pengetahuan mereka tentang aturan-aturan morfologis tidak hanya dengan bentuk-bentuk kata benda jamak, tetapi dengan bentuk kata benda possesif, kata ganti orang ketiga tungal, dan bentuk kata kerja past tense.
            Bukti yang sama bahwa anak-anak belajar dan secara aktif menerapkan aturan bisa ditemukan pada level sintaks (Howe, 1992). Setelah melampaui pengucapan dua kata, anak-anak mengucapkan urutan-urutan kata yang menunjukkan suatu pertumbuhan penguasaan aturan-aturan kompleks bagaimana kata-kata harus diurutkan.ketika anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka menjadi terampil menggunakan aturan-aturan sintaksis untuk membangun kalimat-kalimat yang lebih panjang dan kompleks (Singer, 1991). Pengucapan perbendaharaan kata seorang anak berusia 6 tahun terentang dari 8.000 hingga 14.000 kata (Carey, 1977).
            Walaupun terdapat banyak perbedaan antara bahasa seorang anak berusia 2 tahun dan bhasa seorang anak berusia 6 tahun, tidak ada yang lebih penting daripada perbedaan yang menyangkut pragmatik – aturan-aturan berbicara (becker, 1991; Forrestter, 1992; Garton, 1992; Shugar & Kmita, 1991). Seorang anak berusia 6 tahun hanya lebih pintar bicara daripada anak berusia 2 tahun. Perbaikan pragmatik apa saja yang dilakukan pada tahun-tahun prasekolah? Pada usia 3 tahun, anak-anak meningkatkan kemampuan berbicaranya tentang sesuatu yang tidak hadir secara fisik, yaitu mereka meningkatkan penguasaan karakteristik bahasa yang dikenal sebagai displacement.

Teory Perkembangan Vygotsky
Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Sebelum beralih pada gagasan-gagasan Vygotsky tentang bahasa dan pemikiran, serta kebudayaan dan masyarakat, terlebih dahulu menguji konsep yang penting tentang Zona Perkembangan Proximal (zone of proximal development).
Zona Perkembangan Proximal
Zona Perkembangan Proximal (zone of Proximal Development, ZPD) ialah istilah Vygotsky untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil. Oleh karena itu, batas ZPD yang lebih rendah ialah level pemecahan masalah yang dicapai oleh seorang anak yang bekerja secara mandiri. Batas yang lebih tinggi ialah level tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur yang mampu.
ZPD dikonseptualisasikan sebagai suatu ukuran potensi pembelajaran. IQ juga merupakan suatu ukuran potensi pembelajaran. Akan tetapi, IQ menekankan bahwa inteligensi adalah milik anak, sedangkan ZPD menekankan bahwa pembelajaran adalah suatu peristiwa sosial yang bersifat interpersonal dan dinamis yang tergantung pada paling sedikit dua pikiran, dimana yang satu lebih berilmu atau lebih terlatih dari yang lain.
Pengajaran praktis yang terlibat di dalam ZPD mulai ke arah batas zona yang lebih tinggi, dimana anak hanya bisa mencapai tujuan melalui kerjasama yang erat dengan instrukturnya. Dengan pembelajaran dan praktek berkelanjutan yang memadai, anak mengorganisasikan dan menguasai urutan-urutan perilaku yang diperlukan untuk menguasai keterampilan yang ditargetkan. Ketika pembelajaran berlanjut, penguasaan keterampilan tersebut ditransfer dari instruktur ke anak seiring instruktur itu secara bertahap mengurangi penjelasan, petunjuk, pendemonstrasian sampai anak secara memadai dapat mencapainya sendiri. Sekali sasaran telah tercapai, tujuan tersebut dapat menjadi landasan bagi perkembangan ZPD yang baru.
Bahasa dan Pemikiran
Dalam pandangan Vygotsky, struktur mental atau kognitif anak terbentuk dari hubungan di antara fungsi-fungsi mental. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pemikiran pada mulanya berkembang sendiri-sendiri, tetapi pada akhirnya bersatu.
Ada dua prinsip yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa. Pertama, semua fungsi mental memiliki asal-usul eksternal atau sosial. Kedua, anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa selama periode waktu yang lama sebelum transisi dari kemampuan berbicara secara eksternal ke internal berlangsung. Vygotsky yakin bahwa anak-anak yang terlibat dalam sejumlah besar pembicaraan pribadi lebih berkompeten secara sosial daripada anak-anak yang tidak menggunakannya secara ekstensif. Karena pembicaraan pribadi merupakan suatu transisi awal untuk lebih dapat berkomunikasi secara sosial.
Kebudayaan dan masyarakat
Teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Ia juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di dalam bidang-bidang tersebut.
Vygotsky menekankan baik level konteks sosial yang bersifat institusional maupun level konteks sosial yang bersifat interpersonal. Pada level institusional, sejarah kebudayaan menyediakan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif melalui institusi seperti sekolah, dan penemuan seperti komputer. Interaksi institusional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan sosial yang luas untuk membimbing hidupnya. Sedangkan level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada keberfungsian mental anak. Keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Melalui pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar