Kata filsafat dalam bahasa Indonesia, filosofi dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu: philosophia (φιλοσοφία), yang secara literal bermakna, "kecintaan kepada perkataan" (philein = "mencintai" + sophia = kata mutiara, dalam arti pengetahuan) Dalam arti kontemporer, Filosofi Barat merujuk pada dua tradisi utama filsafat kontemporer: filsafat analitik dan filsafat kontinental.[1]
Sejarah Filsafat Kuno
Sejarah filsafat yunani dimulai sekitar abad ke-6 SM.Zaman ini sering disebut juga
sebagai zaman peralihan dari mitos ke logos.Sebelum masa ini, banyak orang yang
bercerita tentang alam semesta dan kejadian di dalamnya terjadi berkat kuasa
gaib dan adikodrati, seperti adanya kuasa para dewa-dewi. Mitos-mitos seperti ini kerap
sekali ditemukan di dalam sastra-sastra Yunani
Jangkauan filsafat dalam pemahaman kuno dan pemikiran
para filsuf kuno adalah usaha-usaha intelektual. Hal ini jugalah yang menjadi
permasalahan-permasalahan yang dipahami dalam filsafat. Filsafat juga mencakup
disiplin-disiplin lainnya, seperti matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam,
seperti fisika, astronomi, dan biologi.Aristoteles merupakan salah seorang
filsuf yang menuliskan pemahamannya mengenai topik-topik ini. Istilah Filsafat Barat pun kemudian
muncul dan pada saat itu tidak membantu dan tidak jelas, sejak definisi itu
meliputi berbagai macam perbedaan seperti tradisi, kelompok politik, kelompok
agama, dan pemikir-pemikir yang sudah ribuan tahun lamanya.
Subdisiplin Filsafat Barat
Pada umumnya, filsuf-filsuf Barat dibagi ke dalam
beberapa cabang pokok.Pembagian itu di dasarkan pada
jenis pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang bekerja di lapangan. Cabang yang paling banyak
berpengaruh pada masa dunia kuno adalah Stoic, yaitu menahan hawa nafsu.Stoic dibagi ke dalam beberapa
bagian filsafat, seperti Logika, Etika, Ilmu pengetahuan, dan Fisika. Fisika merupakan konsep study
tentang gejala-gejela alam di dalam dunia ini, dan termasuk ilmu pengetahuan
alam dan metafisika. Filsafat kontemporal secara umum
dapat dibagi ke dalam metafisika, epistimologi, etika, axiology, dan estetis. Logika terkadang juga dijadikan
sebagai bagian di dalam filsafat, terkadang juga hanya sebagai metode yang
digunakan untuk seluruh cabang-canbang filsafat
Sub disiplin filsafat terdapat di dalam cabang-cabang
yang luas tersebut. pada level yang terluas, terdapat
filsafat Analitik dan filsafat Kontinental Filsafat Analitik lebih sederhana
dibandingkan denga filsafat Kontinental.
Sub disiplin ini terkadang menjadi topik yang hangat
dan dapat menempati temapat yang banyak dalam tulisan-tulisan. Hal ini disebabkan oleh orang-orang
yang beranggapan bahwa sub disiplin ini sebagai cabang-cabang utama.
Teologi dan Filsafat
Teologi tercakup di dalam pelajaran dalam agama dan
sama halnya dengan filsafat Teologi mengarah kepada
pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi dan sifat Tuhan. Pertanyaan di dalam teologi ini
dijawab juga secara jelas oleh filsafat Agama. Aristoteles, seorang filsuf Yunani
kuno, memasukkan teologi ke dalam cabang metafisika. Dia juga mengatakan bahwa teologi
sebagai pusat dalam filsafat. Pada abad kedua puluh, para filsuf
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan teologis tersebut. Filsafat dan teologi memiliki
keterkaitan filsafat menjadi akar di dalam memahami teologi.Pelajaran agama menjadi salah satu
contohnya Perbandingan agama-agama besar di
dunia dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan filsafat
Tradisi empiris di dalam Filsafat Modern sering
menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan sebagai batas jangkauan pengetahuan
manusia, dan banyak orang yang mengklaim bahwa bahasa agama tidak berarti
secara literel sebab tidak ada pertanyaan yang perlu dijawab. Beberapa filsuf merasa bahwa bukti
kesulitan-kesulitan ini tidak relevan. Mereka juga menentang dan
meletakkan keagamaan pada bagian moral atau bagian yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar