Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar kata jersey? Sepakbola kah? Kalau iya, itu memang hal yang wajar. Sepakbola memang identik dengan jersey. Pakaian yang digunakan para pemain bola saat mereka bertanding ini punya daya tarik tersendiri di mata para pecinta sepakbola.
Jersey ini sekarang menjadi pakaian wajib yang dimiliki setiap supporter bola,
masing-masing pecinta bola biasanya mempunyai 1 atau lebih dari jersey
tim kesayangannya. Bahkan mungkin identitas seorang supporter setia klub
sepakbola bisa langsung kita ukur cukup dengan melihat jersey apa yang
digunakannya.
Jersey ini juga menjadi merchandise favorit di nyaris seluruh dunia bagi para penikmat sepakbola, harga dan tipe-tipe jersey nya pun kini semakin variatif, lihat saja di Indonesia, mulai dari jersey original, jersey KW, jersey grade ini lah, itulah, semuanya mempunyai peminatnya tersendiri, lahan usaha baru yang cukup populer saat ini di Indonesia.
Seperti yang kita tahu, dalam jersey itu sendiri biasanya terdapat lambang klub, sponsor, dan nomor punggung serta nama masing-masing pemain yang menjadi ciri khas suatu klub sepakbola. Tapi, apa kamu tahu awal mula penggunaan unsur-unsur dalam jersey tersebut terutama soal nomor punggung dan sponsor? Kalau belum, simak ulasan yang satu ini, ya!
Nomor punggung
Nomor punggung yang sekarang menjadi ciri khas seorang pemain ini ternyata pertama kali digunakan pada tanggal 25 Agustus 1928 pada pertandingan Arsenal melawan Sheffield Wednesday (dahulu The Wednesday) dan Chelsea melawan Swansea Town.
Penggunaan nomor punggung pada jersey ini memang menimbulkan pro-kontra. Namun, setelah beberapa kali percobaan, Inggris memutuskan untuk menggunakan nomor punggung sebagai bentuk permanen dari kostum pemain bola.
Pada awalnya, sebelas pemain starting memakai pakaian bernomor punggung yang berurutan dari angka 1 sampai 11. Para pemain itu pun dapat menggunakan nomor punggung berbeda dalam satu musim. Tetapi, sejak tahun 1965 saat sistem pergantian pemain diperkenalkan dalam sepakbola, nomor 12 dan seterusnya pun mulai digunakan untuk para pemain cadangan. Uniknya, nomor punggung 13 tidak boleh dipergunakan karena pada masa itu angka tersebut masih dianggap membawa sial.
Akhirnya, pemakaian nomor punggung yang ditetapkan secara pasti pada tiap pemain dalam sebuah skuad diperkenalkan pada Piala Dunia tahun 1954. Setiap pemain dari masing-masing negara yang masuk dalam daftar 22 pemain, memakai nomor punggung tertentu dan sama sepanjang turnamen berlangsung. Hasilnya, nomor punggung 12 hingga 22 bisa diberikan pemain lainnya di dalam skuad, tanpa perlu memperhatikan posisi pemain yang bersangkutan di lapangan. Tetapi, FIFA menetapkan sebuah peraturan yaitu nomor punggung 1 hanya boleh digunakan oleh seorang kiper.
Sponsor
Munculnya konsep sponsor ini dimulai sekitar tahun 1950-an dimana negera-negara seperti Denmark, Austria, dan Perancis mulai menampilkan nama sponsor di jersey klub-klub mereka. Hal ini mereka lakukan untuk mendapatkan tambahan pendapatan. Namun, tidak semua klub Eropa melakukan hal ini loh, karena banyak juga liga di benua biru ini yang melarang penggunaan nama sponsor.
Era baru sponsorship pada kaos jersey bola akhirnya terjadi pada tahun 1973. Mast Günter lah sosok pioner yang memiliki ide untuk mensponsori klub sepak bola di tahun tersebut. Saat itu, Mast Günter menjalin kerja sama sponsorship dengan sebuah klub bernama Eintracht Braunschweig. Mast Günter menempatkan logo Jagermeister pada kaos klub yang bermain di Bundesliga ini. Jagermeister sendiri adalah merek minuman beralkohol yang merupakan produk utama dari perusahaan Mast-Jägermeister AG yang berbasis di Jerman.
Awalnya, asosiasi sepak bola Jerman tidak meluluskan permintaan Eintracht Braunschweig untuk memakai kaos jersey yang terdapat logo sponsor. Hanya saja, ketika semua pemain klub ini memilih untuk mengganti logo tradisional mereka dengan logo Jagermeister, liga pun tidak dapat berbuat apa-apa.
Eintracht Braunschweig mengenakan seragam barunya ini pada tanggal 23 Maret 1973. Tujuh bulan kemudian, sponsor pada kaos jersey bola resmi dilegalkan oleh Bundesliga.
Lain halnya dengan Bundesliga, Liga Inggris masih tidak memperbolehkan klub-klubnya untuk mencantumkan logo sponsor di jersey mereka. Bahkan, Liga Inggris mengancam akan menjatuhkan sanksi berupa denda yang besar pada klub yang mengenakan seragam yang memuat tulisan atau logo dari perusahaan sponsor. Tetapi, empat tahun setelah Bundesliga mengizinkan penggunaan logo sponsor ini, akhirnya Liga Inggris pun melegalkan klub-klub Inggris untuk mencantumkan logo sponsor pada jersey klub mereka.
Ternyata butuh waktu yang cukup lama dan proses yang tidak mudah ya unsur-unsur jersey tersebut untuk akhirnya “nampang” di jersey klub-klub sepakbola.
Jersey ini juga menjadi merchandise favorit di nyaris seluruh dunia bagi para penikmat sepakbola, harga dan tipe-tipe jersey nya pun kini semakin variatif, lihat saja di Indonesia, mulai dari jersey original, jersey KW, jersey grade ini lah, itulah, semuanya mempunyai peminatnya tersendiri, lahan usaha baru yang cukup populer saat ini di Indonesia.
Seperti yang kita tahu, dalam jersey itu sendiri biasanya terdapat lambang klub, sponsor, dan nomor punggung serta nama masing-masing pemain yang menjadi ciri khas suatu klub sepakbola. Tapi, apa kamu tahu awal mula penggunaan unsur-unsur dalam jersey tersebut terutama soal nomor punggung dan sponsor? Kalau belum, simak ulasan yang satu ini, ya!
Nomor punggung
Nomor punggung yang sekarang menjadi ciri khas seorang pemain ini ternyata pertama kali digunakan pada tanggal 25 Agustus 1928 pada pertandingan Arsenal melawan Sheffield Wednesday (dahulu The Wednesday) dan Chelsea melawan Swansea Town.
Penggunaan nomor punggung pada jersey ini memang menimbulkan pro-kontra. Namun, setelah beberapa kali percobaan, Inggris memutuskan untuk menggunakan nomor punggung sebagai bentuk permanen dari kostum pemain bola.
Pada awalnya, sebelas pemain starting memakai pakaian bernomor punggung yang berurutan dari angka 1 sampai 11. Para pemain itu pun dapat menggunakan nomor punggung berbeda dalam satu musim. Tetapi, sejak tahun 1965 saat sistem pergantian pemain diperkenalkan dalam sepakbola, nomor 12 dan seterusnya pun mulai digunakan untuk para pemain cadangan. Uniknya, nomor punggung 13 tidak boleh dipergunakan karena pada masa itu angka tersebut masih dianggap membawa sial.
Akhirnya, pemakaian nomor punggung yang ditetapkan secara pasti pada tiap pemain dalam sebuah skuad diperkenalkan pada Piala Dunia tahun 1954. Setiap pemain dari masing-masing negara yang masuk dalam daftar 22 pemain, memakai nomor punggung tertentu dan sama sepanjang turnamen berlangsung. Hasilnya, nomor punggung 12 hingga 22 bisa diberikan pemain lainnya di dalam skuad, tanpa perlu memperhatikan posisi pemain yang bersangkutan di lapangan. Tetapi, FIFA menetapkan sebuah peraturan yaitu nomor punggung 1 hanya boleh digunakan oleh seorang kiper.
Sponsor
Munculnya konsep sponsor ini dimulai sekitar tahun 1950-an dimana negera-negara seperti Denmark, Austria, dan Perancis mulai menampilkan nama sponsor di jersey klub-klub mereka. Hal ini mereka lakukan untuk mendapatkan tambahan pendapatan. Namun, tidak semua klub Eropa melakukan hal ini loh, karena banyak juga liga di benua biru ini yang melarang penggunaan nama sponsor.
Era baru sponsorship pada kaos jersey bola akhirnya terjadi pada tahun 1973. Mast Günter lah sosok pioner yang memiliki ide untuk mensponsori klub sepak bola di tahun tersebut. Saat itu, Mast Günter menjalin kerja sama sponsorship dengan sebuah klub bernama Eintracht Braunschweig. Mast Günter menempatkan logo Jagermeister pada kaos klub yang bermain di Bundesliga ini. Jagermeister sendiri adalah merek minuman beralkohol yang merupakan produk utama dari perusahaan Mast-Jägermeister AG yang berbasis di Jerman.
Awalnya, asosiasi sepak bola Jerman tidak meluluskan permintaan Eintracht Braunschweig untuk memakai kaos jersey yang terdapat logo sponsor. Hanya saja, ketika semua pemain klub ini memilih untuk mengganti logo tradisional mereka dengan logo Jagermeister, liga pun tidak dapat berbuat apa-apa.
Eintracht Braunschweig mengenakan seragam barunya ini pada tanggal 23 Maret 1973. Tujuh bulan kemudian, sponsor pada kaos jersey bola resmi dilegalkan oleh Bundesliga.
Lain halnya dengan Bundesliga, Liga Inggris masih tidak memperbolehkan klub-klubnya untuk mencantumkan logo sponsor di jersey mereka. Bahkan, Liga Inggris mengancam akan menjatuhkan sanksi berupa denda yang besar pada klub yang mengenakan seragam yang memuat tulisan atau logo dari perusahaan sponsor. Tetapi, empat tahun setelah Bundesliga mengizinkan penggunaan logo sponsor ini, akhirnya Liga Inggris pun melegalkan klub-klub Inggris untuk mencantumkan logo sponsor pada jersey klub mereka.
Ternyata butuh waktu yang cukup lama dan proses yang tidak mudah ya unsur-unsur jersey tersebut untuk akhirnya “nampang” di jersey klub-klub sepakbola.